Pemerintah Pastikan Stok Obat untuk Jemaah Haji Cukup
›
Pemerintah Pastikan Stok Obat ...
Iklan
Pemerintah Pastikan Stok Obat untuk Jemaah Haji Cukup
Pemerintah telah mengirimkan 50,8 ton obat dan bahan medis habis pakai untuk menunjang pelayanan kesehatan jemaah haji. Perbekalan kesehatan tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan hingga waktu operasional haji berakhir.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah telah mengirimkan 50,8 ton obat dan bahan medis habis pakai untuk menunjang pelayanan kesehatan anggota jemaah haji. Perbekalan kesehatan tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan hingga waktu operasional haji berakhir.
Persediaan farmasi yang dikirimkan dari Indonesia tersebut, 80 persen didistribusikan ke instalasi farmasi daerah kerja yang berada di Mekkah dan 20 persen persediaan didistribusikan ke instalasi farmasi daerah kerja di Madinah. Obat-obatan tersedia, antara lain obat-obatan antihipertensi, antialergi, antiinfeksi, kardiovaskular, obat pengencer darah, dan vitamin.
Kepala Seksi Perbekalan Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2019 El Iqbal menyampaikan, obat jenis analgesik, antialergi, dan elektrolit merupakan jenis obat yang paling banyak diberikan kepada jemaah haji. Selain obat-obatan tersebut, pemerintah juga menyediakan perbekalan kesehatan lain, seperti masker, oralit, balsam, plester, tisu basah, dan kantong kencing.
”Rincian paketnya terdiri dari 2 lembar masker kain, 1 kotak masker sekali pakai berisi 50 lembar, 1 botol penyemprot air ukuran 500 mililiter, 10 sachet oralit, 1 tube balsem, 5 lembar plester, 4 lembar tisu basah, dan 1 kantong kencing. Semua perbekalan ini diberikan kepada jemaah di masing-masing embarkasi (pemberangkatan),” ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Ia menuturkan, selain jemaah, tim kesehatan haji Indonesia (TKHI) juga dibekali dengan obat-obatan. Sediaan obat yang dibawa oleh TKHI meliputi obat oral, obat injeksi, cairan infus, antiseptik, disertai juga dengan bahan medis habis pakai,
Seluruh penggunaan perbekalan kesehatan di setiap kloter akan dicatatkan dan dilaporkan secara daring oleh TKHI menggunakan perangkat mobile. Petugas farmasi di daerah kerja Mekkah dan Madinah secara berkala akan mengecek status ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan pada masing-masing kloter setiap empat hari sekali.
”Pengiriman obat ke kloter menggunakan mekanisme push distribution. Jadi, TKHI tidak perlu melakukan permintaan obat secara manual karena akan terpantau dengan Sistem Informasi Obat Haji (SIOH). TKHI cukup melaporkan sisa obat setiap 4 hari sekali. Setiap harinya akan ada pengiriman paket obat dan BMHP ke setiap sektor,” kata Iqbal.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menambahkan, instalasi farmasi di klinik kesehatan haji Indonesia diperkuat 14 tenaga farmasi (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian). Sementara, untuk memperkuat sistem distribusi obat dan pelayanan kesehatan darurat, petugas farmasi yang tergabung dalam tim gerak cepat disiagakan di masing-masing sektor di daerah kerja.
Pelayanan kesehatan di bandara juga siapkan dengan penempatan satu orang tenaga apoteker. ”Dengan jumlah tenaga yang bertambah dan sistem distribusi yang semakin baik, Tim Perbekalan Kesehatan PPIH tahun ini siap melayani kebutuhan obat bagi jemaah haji Indonesia selama 24 jam,” ujarnya.