Revolusi Industri Tidak Hanya Peningkatan Produksi Semata
›
Revolusi Industri Tidak Hanya ...
Iklan
Revolusi Industri Tidak Hanya Peningkatan Produksi Semata
Revolusi industri 4.0 yang bakal dihadapi jangan hanya untuk peningkatan produksi semata, tetapi juga harus menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat.
Oleh
ANGGER PIUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Revolusi Industri 4.0 yang bakal dihadapi jangan hanya untuk peningkatan produksi semata, tetapi juga harus menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat.
Revolusi industri pun harus dihadapi secara tepat sesuai dengan kondisi daerah. Jangan sampai masyarakat justru tergopoh-gopoh mengikuti perkembangan teknologi.
Hal itu mengemuka dalam seminar nasional yang diselenggarakan Politeknik Negeri Banyuwangi, Selasa (6/8/2019). Hadir sebagai pembicara Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Bersatu II Bayu Krisnamurthi serta pengusaha Tuk Tuk Tea, Rudy Purbianto.
”Revolusi Industri 4.0 jangan semata-mata untuk peningkatan produksi. Percuma kalau produksi meningkat, tetapi kesejahteraan warga tidak ikut meningkat,” ujar Bayu.
Bayu mengatakan, Industri 4.0 memang dirancang untuk peningkatan produksi. Namun, jangan sampai hanya terfokus pada mekanisasi yang justru akan menyingkirkan manusia dalam proses produksi.
Revolusi industri, lanjut Bayu, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya dengan pengemasan, branding, ataupun promosi.
”Peningkatan produksi memang penting. Namun, jika hal itu terlalu berat untuk dilakukan, mengapa tidak memanfaatkan revolusi industri untuk hal lain yang lebih mudah dilakukan sesuai kemampuan kita. Misalnya, memanfaatkan teknologi untuk membuat kemasan yang baik atau mempromosikan produk-produk kita,” ujarnya.
Bayu mengatakan, jangan sampai Revolusi Industri 4.0 membuat manusia menghamba pada teknologi. Revolusi industri seharusnya membuat manusia mudah dan mampu memanfaatkan teknologi.
Revolusi Industri 4.0 jangan semata-mata untuk peningkatan produksi. Percuma kalau produksi meningkat, tetapi kesejahteraan warga tidak ikut meningkat.
Revolusi Industri 4.0 yang mengusung big data dan internet of things seharusnya didesain dengan menyesuaikan kondisi masyarakat. Jelang Revolusi Industri 4.0, Indonesia memerlukan pihak-pihak yang mampu memanfaatkan potensi itu.
”Anak-anak muda yang lebih dekat dengan perkembangan teknologi seharusnya mampu mengambil kesempatan ini. Mereka memiliki potensi untuk memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kondisi masyarakat di sekitarnya,” tutur Bayu.
Pemilik Tuk Tuk Tea, Rudy Purbianto, mengatakan, pihaknya memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya. Minuman yang mengadopsi teh Thailand itu dipasarkan melalui media sosial.
Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Tuk Tuk Tea menyiapkan sejumlah inovasi, antara lain menyiapkan pembayaran nontunai dan sebuah aplikasi yang juga dapat digunakan untuk aneka pembayaran lain.
”Saat ini orang sudah mulai beralih dari uang tunai. Kami harus menyiapkan perubahan ini karena dalam beberapa saat yang akan datang, pembayaran nontunai menjadi kebutuhan warga,” ujarnya.