Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, saat ini menyiapkan 1.300 tangki air bersih untuk mengatasi kondisi kekeringan tahun ini. Persediaan tersebut dipastikan akan mampu mencukupi kebutuhan air bersih di daerah-daerah rawan kekeringan, hingga Oktober mendatang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, saat ini menyiapkan 1.300 tangki air bersih untuk mengatasi kondisi kekeringan tahun ini. Persediaan tersebut dipastikan akan mampu mencukupi kebutuhan air bersih di daerah-daerah rawan kekeringan, hingga Oktober mendatang.
Demikian dituturkan oleh Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, Rabu (7/8/2019).
Semula, Gito mengatakan, pihaknya sebenarnya hanya menyiapkan 350 tangki air bersih. Pemkab Temanggung juga mendapatkan 100 tangki air bersih dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebanyak 100 tangki. Namun, karena masih khawatir stok tidak mencukupi, maka dengan menggunakan APBD perubahan, stok air bersih ditambah sebanyak 850 tangki. Keseluruhan pengadaan tersebut mencapai 1.300 tangki air, dengan kapasitas per tangki mencapai 5.000 liter.
Pengadaan persediaan air yang demikian banyak tersebut, menurut Gito, sengaja dilakukan mengingat kondisi musim kemarau tahun lalu, di mana BPBD harus menyalurkan bantuan air bersih hingga lebih dari 1.200 tangki.
“Kami khawatir kondisi serupa akan berulang,” ujarnya.
Saat ini, permintaan air bersih pun terus bertambah. Jika sebelumnya, hanya menyalurkan 6-7 tangkir air per hari, maka sejak Selasa (6/8/2019) kemarin, BPBD Kabupaten Temanggung telah menyalurkan 9-10 tangki air bersih per hari. Bantuan air bersih tersebut dibutuhkan dan didistribusikan ke 27 dusun di 15 desa di sembilan kecamatan.Gito mengatakan, jumlah daerah yang mengalami kekeringan dan permintaan air bersih, dipastikan masih akan terus bertambah.
“Biasanya, puncak permintaan air bersih terjadi pada akhir Agustus atau September,” ujarnya.
Stok air bersih dipastikan mencukupi karena saat ini saja, Pemerintah Kabupaten Temanggung sudah kerap kali mendapatkan bantuan dari pihak ketiga. Hingga saat ini, bantuan air bersih yang telah diterima mencapai 90 tangki.
Biasanya, puncak permintaan air bersih terjadi pada akhir Agustus atau September
Tidak sekedar diberikan bagi masyarakat di kawasan permukiman, BPBD Kabupaten Temanggung juga memberikan bantuan air bersih ke empat sekolah di Kecamatan Selopampang, dan Kandangan.
Voting Tri Mardiyanto, salah seorang guru di SDN Jetis 2 di Kecamatan Selopampang, mengatakan, sekolahnya menjadi salah satu sekolah penerima bantuan air bersih, dengan volume bantuan sebanyak 1 tangki per minggu.
Mencukupi
Bantuan tersebut mencukupi kebutuhan bagi 100 murid dan 10 guru di SDN Jetis 2. Kendati demikian, Voting mengatakan, pihaknya juga tetap harus menjaga air yang tersedia, agar tidak diambil oleh warga sekitar.
“Saat kekeringan dan kebutuhan air memuncak, warga sekitar biasanya akan diam-diam mengambil air di kamar mandi,” ujarnya,
Menyikapi kondisi tersebut, maka setiap kegiatan belajar mengajar usai, seluruh kamar mandi akan langsung dikunci. Pasalnya, jika warga dibiarkan mengambil air, sekolah akan kekurangan air
Karena persediaan air belum mencukupi, maka selama satu bulan pertama di musim penghujan, penjaga sekolah kami biasanya harus mengambil air dari sumber air yang berjarak dua kilometer dari sekolah
SDN Jetis 2 berada di Dusun Kemirikerep di Desa Jetis. Khusus di Dusun Kemirikerep, krisis air bersih biasanya akan terus berlanjut hingga satu bulan pertama di musim penghujan.
“Karena persediaan air belum mencukupi, maka selama satu bulan pertama di musim penghujan, penjaga sekolah kami biasanya harus mengambil air dari sumber air yang berjarak dua kilometer dari sekolah,” ujarnya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, SDN Jetis 2 biasa memanfaatkan air hujan yang ditampung dalam sebuah bak besar. Selama satu bulan pertama di musim penghujan, bak tersebut belum terisi. Pada saat itu, SDN Jetis 2 juga tidak bisa mengandalkan bantuan air bersih karena di bulan itu, BPBD Kabupaten Temanggung biasanya sudah berhenti menyalurkan air bersih.
Dusun Kemikerep sama sekali tidak memiliki sumber air. Sejumlah warga sempat menggali sedalam 70-80 meter untuk membuat sumur bor, namun dari galian tersebut sama sekali tidak keluar air.