Kemeriahan Pesta "Rekalibrasi Persona"
Suasana segar bergetar memenuhi ballroom Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Barat, Jakarta, yang didesain dengan nuansa kapal bajak laut, Sabtu (3/8/2019). Pesta inagurasi Magangers Kompas Muda Batch XI dengan tema "Rekalibrasi Persona" berlangsung seru dan meriah. Satu per satu kejutan muncul menjadikan suasana semakin seru.
Sebanyak 40 magangers yang menamakan diri Soda Gembira (Sobat Muda Gemar Bikin Berita) kembali berkumpul untuk mendapat pengukuhan bergabung ke Komunitas Kompas Muda. Sebelumnya, mereka telah mendapat pelatihan jurnalistik sebagai reporter, desainer grafis, dan fotografer dari Kompas Muda yang bekerja sama dengan Sun Life.
Sore itu, magangers memakai beragam kostum nuansa bajak laut. Kreativitas untuk memadukan busana yang sesuai dengan tema pun bermunculan. Salah satu magangers, Kemas Muhammad Adri Mahindra, siswa SMA Homeschooling Kak Seto Tangerang Selatan, memakai kaos kuning dengan jaket hitam dipadu dengan kain kotak-kotak merah putih plus sepatu booth. Dia menyebut dirinya, bajak laut dari Somalia.
Magangers lainnya pun tak mau kalah dengan kostum bajak laut yang unik. Dan, tentunya enggak lupa dengan yel-yel ceria ala Spongebob. Setiap pembawa acara memanggil magangers, dijawab dengann,"Hai..Hai..Hai.. Kapten".
Acara berlangsung semakin seru dengan kehadiran magangers dari batch-batch sebelumnya. Seperti biasa, acara inagurasi menjadi ajang reunian bagi magangers yang sudah dimulai sejak tahun 2008. Magangers per angkatan pun saling mengenal satu sama lain karena sering terlibat dalam kegiatan Kompas Muda.
Ketua Panitia Inagurasi, Intania Ayumirza, mengatakan, pemilihan tema inagurasi Rekalibrasi Persona sebagai upaya mengajak magangers mempunyai kemandirian dalam menentukan arah hidup. “Sebagai anak muda kan, biasanya labil. Tadinya mau jadi dokter, eh pas ikutan Kompas Muda kepikiran mau jadi reporter. Kesempatan jadi magangers ternyata membantu untuk menentukan arah untuk memilih profesi masa depan,” ujar Mirza.
Tentang menemukan arah pribadi usia jadi magangers Kompas Muda diakui Gracella Hediana Zega (SMAN 1 Cikarang Selatan). “Baru pertama kali untuk mendesain koran, teryata saya bisa. Walaupun desain enggak menang, tetapi banyak pelajaran yang saya dapat. Dunia desain luas, termasuk untuk koran atau media massa. Saya jadi semakin mantap untuk mendalami desain atau multimedia,” ujar Gracella.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi Mohammad Bakir menyambut para magangers. “Berharap teman-teman tetap bisa aktif setelah menjalani magang. Banyak hal sederhanayang bisa ditulis. Terus;ah mengasah kemampuan menulis yang sudah dilatih supaya dapat berkembang,” pesan Bakir.
Keseruan inagurasi semakin bertambah saat diumumkan berbagai penghargaan atau award untuk individu maupun kelompok. Untuk penghargaan individu ada kategori terciduk, terancam revisi, terjebak macet, terdrama, terlelap, terima jadi, dan termedsos. Yang ditunggu-tunggu, tentunya Raja dan Ratu Mangagers Batch XI yang jatuh pada Kemas dan Dyra Daniera (Sekolah Victory Plus).
Penghargaan kelompok juga diberikan untuk beragam kategori. Kelompok 5 mememnagni disain kaos terbaik sekaligus nama angkatan terbaik. Adapun untuk desain koran terbaik jatuh ke kelompok 2 sebagai juara satu selanjutnya kelompok 1 dan kelompok 7. Cerita magangers terbaik jatuh ke kelompok Veritas, sedangkan cerita individu kategori sosmed dimenangi Najwa. Ada juga penghargaan koran dan liputan terbaik yang jatuh pada kelompk 2 dan kelompok 1.
Pesta yang sebenarnya berlanjut usai penyerahan tanda pengenal dan sertifikat Kompas Muda. Diringi lagu dari band, magangers dari berbagai angkatan berbaur untuk bergoyang bersama-sama. Mereka larut dalam kegembiraan menjadi bagian dari Kompas Muda.
Ada yang berbeda di inagurasi kali ini. Kami kedatangan tamu spesial yaitu sutradara Mira Lesmana dan penata suara Satrio Budiono. Mira mempromosikan produksi terbaru Miles Films, yaitu film Bebas yang mengangkat tema kehidupan siswa SMA sampai kemudian reunian saat dewasa.
Mira berbagi cerita di balik layar pembuatan Film Bebas yang merupakan adaptasi dari film box office dari Korea berjudul Sunny. Ceritanya soal nostalgia masa SMA, yang tentu tetap relevan dengan magangers Kompas Muda yang saat ini duduk di SMA/SMK.
“Kalian jadi bisa merasakan masa SMA bokap nyokap kalian. Ini ceritanya lima perempuan dan satu laki-laki yang tergabung di Geng Bebas waktu SMA di era 1990-an,” ujar Mira.
Bakti sosial
Sebelum berpesta, magangers mengunjungi panti asuhan untuk kegiatan bakti sosial. Persahabatan magangers pun terbukti saat mereka bertemu anak-anak panti. Mereka yang terpisah jarak dan kegiatan masing-masing, tetap bisa bersama-sama menyukseskan kerja bakti sosial di Panti Asuhan Tebet 1999, Jakarta.
Magangers mengajak 15 anak-anak panti asuhan usia TK hingga SD untuk menggambar, bernyanyi dan bermain alat musik, serta games. Anak-anak kecil di berikan selembar kertas dan diberikan instruksi untuk menggambar cita-cita, benda kesukaan, dan lain-lain. Dis ela-sela magangers mendampingi anak-anak menggambar, tidak jarang anak-anak berteriak minta kertas karena ingin mengulang gambarnya.
Meski suasana menjadi berisik, magangers dengan sabar berada di tengah anak-anak. Wajah lelah tidak bisa disembunyikan para magangers yang membimbing adik-adik untuk menggambar, namun mereka tetap memberikan senyuman supaya anak-anak tidak kecewa.
Melihat wajah anak-anak Panti Asuhan Tebet yang ceria membuat suasana pembukaan makin semangat sehingga aura tersebut terbawa oleh magangers yang sudah mempersiapkan acara ini dari jauh-jauh hari.
Ketua Pelaksana Bakti Sosial Magangers Batch XI Arka Brian Dewara mengatakan, pemilihan Panti Asuhan Tebet 1999 ini karena jarang disinggahi oleh anak-anak muda dan juga tempatnya mudah di akses dari kantor Kompas untuk mengikuti kegiatan inagurasi.
Arka bahagia dengan kegiatan gelar bakti sosial. Ada salah satu adik di Panti Asuhan Tebet ini sangat nempel dengannya dan selalu ingin di dekat Arka. “Sampai badanku dipeluk dan diinjak, kami bercanda. Tetapi, aku bahagia kalau lihat mereka semua juga bahagia karena kedatangan kami,” kata Arka.
Rehmia Eunike Gracia ,siswa SMAK Penabur Gading Serpong, merasa terharu sekaligus sedih melihat adik-adik yang masih balita tidak mempunyai orangtua.
“Ternyata, masih ada orang yang belum beruntung. Saya merasa sangat bersyukur masih memiliki orangtua,” katanya.
Setelah kegiatan selesai, anak-anak berusaha mencegah magangers pulang. Bahkan, ada anak-anak panti yang masuk ke dalam kendaraan magangers supaya mereka tidak pergi.
Dengan susah payah mereka membujuk dan merayu supaya adik ini turun dan keluar dari kendaraan itu, namun hal itu sia-sia. Adik ini malah semakin menjadi-jadi, dengan terpaksa adik ini digendong dan diturunkan agar magangers bisa pergi.
Tentunya, masih banyak kisah seru, asyik, heboh sampai mengharu biru yang dialami magangers. Semua pengalaman pasti tak akan terlupakan sepanjang masa.
Selamat datang Soda Gembira, semangat berkarya di Kompas Muda! (*/**)