Pertamina: Besaran Kompensasi Tumpahan Minyak Ditentukan Pemda
›
Pertamina: Besaran Kompensasi ...
Iklan
Pertamina: Besaran Kompensasi Tumpahan Minyak Ditentukan Pemda
Besaran kompensasi yang akan diberikan PT Pertamina atas kerugian yang ditimbulkan tumpahan minyak dari kebocoran anjungan pengeboran sumur YYA-1 PHE ONWJ akan ditentukan daerah. Besaran kompensasi dan mekanisme penyaluran itu akan diuangkan dalam aturan pemerintah daerah.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Besaran kompensasi yang akan diberikan PT Pertamina (Persero) terhadap kerugian yang ditimbulkan tumpahan minyak dari kebocoran anjungan pengeboran sumur YYA-1 Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java akan ditentukan daerah. Besaran kompensasi dan mekanisme penyaluran itu akan dituangkan dalam aturan pemerintah daerah.
Kini, Pertamina menanti aturan resmi tersebut. Begitu pemerintah daerah (pemda) terdampak tumpahan minyak menyerahkan aturan itu, Pertamina akan segera mencairkan kompensasi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, hingga saat ini pemda yang wilayahnya terdampak tumpahan minyak anjungan YYA-1 PHE ONWJ belum mengeluarkan aturan terkait besaran kompensasi tersebut. Pertamina masih menunggunya.
”Kami serahkan mekanisme dan nilai kompensasi tersebut kepada daerah. Begitu terbentuk, kami akan segera memberikan kompensasi itu,” kata Fajriyah kepada Kompas, Rabu (7/8/2019).
Kami serahkan mekanisme dan nilai kompensasi tersebut kepada daerah. Begitu terbentuk, kami akan segera memberikan kompensasi itu.
Menurut Fajriyah, penetapan kompensasi berdasarkan aturan pemda tersebut telah mengakomodasi kebutuhan dan nilai kerugian dari perspektif pemda, dinas terkait, serta masyarakat terdampak. Pihak-pihak tersebut bergabung dalam komite yang salah satunya bertugas menetapkan besaran kompensasi.
Pertamina mendata, ada 11 wilayah yang terdampak, baik di Karawang maupun Bekasi, Jawa Barat. Wilayah terdampak di Karawang meliputi Tanjung Pakis, Segar Jaya, Tambak Sari, Tambak Sumur, Sedari, Cemara Jaya, Sungai Buntu, Pusaka Jaya Utara, dan Mekar Pohaci. Adapun di Bekasi, wilayah yang terdampak adalah Pantai Bahagia dan Pantai Bakti.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati menyebutkan, besaran kompensasi untuk masyarakat pesisir yang terdampak Rp 500.000 per kepala keluarga per hari. Angka ini muncul berdasarkan berkurangnya tangkapan yang sebelumnya rata-rata 10 kilogram per hari menjadi 2 kilogram per hari.
Kiara mencatat, ada 1.940 keluarga nelayan yang terdampak tumpahan minyak di laut. Selain itu, 5.738 nelayan budidaya juga terdampak.
Penanganan
Selain itu, dalam hal menghentikan kebocoran sumur, Pertamina tengah membuat tajak pengeboran Relief Well YYA-1RW sedalam 2.765 meter.
”Hingga Rabu, pengeboran telah mencapai kedalaman sekitar 540 meter,” kata Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya dalam keterangan pers.
Untuk menangani tumpahan minyak di laut, Pertamina telah menempatkan oil boom statis sepanjang 4.300 meter pada lapisan pertama atau yang paling dekat dengan anjungan YYA. Oil boom adalah peralatan yang digunakan untuk melokalisasi atau mengurung tumpahan minyak di air.
Di lapisan kedua, terdapat oil boom statis sepanjang 400 meter. Pada lapisan ketiga, terdapat empat unit penyedot minyak atau skimmer yang berfungsi mengangkat minyak di perairan.
Fajriyah menambahkan, berdasarkan sifat kimianya, tumpahan minyak itu berbentuk gumpalan menyerupai gel begitu bereaksi dengan air laut. Petugas Pertamina dengan dibantu masyarakat setempat telah mengumpulkan sekitar 950.000 karung berisi pasir yang bercampur dengan gumpalan tumpahan minyak. Kandungan tumpahan minyak di dalam karung berkisar 10 persen dan sisanya adalah pasir.
”Angka tersebut bukan besaran realisasi jumlah gas bumi atau minyak bumi yang tumpah ke permukaan laut,” ucap Fajriyah.
Berdasarkan studi kelayakan dan potensi pengeboran, produksi minyak bumi dari struktur YY diperkirakan dapat mencapai 3.000 barel per hari (BODD). Anjungan ini juga diperkirakan memproduksi gas bumi sebanyak 23 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).