Sasar Nasabah Kelas Atas, Bank Mandiri Bangun Platform Investasi Digital
›
Sasar Nasabah Kelas Atas, Bank...
Iklan
Sasar Nasabah Kelas Atas, Bank Mandiri Bangun Platform Investasi Digital
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus menyasar pengelolaan dana nasabah kelas atas atau di segmen wealth management untuk meningkatkan investasi. Bank pelat merah itu sedang menyiapkan platform digital untuk memudahkan nasabah kelas atas berinvestasi.
Bank Mandiri akan meluncurkan platform digital wealth sebagai media bagi nasabah HNWI (high net worth individuals) untuk berinvestasi langsung, seperti membeli obligasi atau reksadana. Platform ini akan diluncurkan pada 2020.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan, disrupsi digital merupakan fenomena yang harus dihadapi saat ini. “Penggunaan inovasi teknologi yang tepat; produktivitas, efektifitas, dan efisiensi, dapat semakin meningkat dan dapat dijadikan sebagai salah satu keunggulan kompetitif suatu perusahaan,” katanya dalam acara Beyond Wealth 2019 yang menghadirkan 500 nasabah kelas atas Bank Mandiri, Rabu (7/8/2019), di Jakarta.
Kebutuhan platform digital yang memudahkan investasi bisa memacu pertumbuhan dana kelolaan nasabah kelas atas. Adapun Bank Mandiri memiliki 55.000 nasabah kelas atas dengan dana kelolaan yang terus tumbuh.
Pada Juni 2019, dana kelolaan nasabah kelas atas mencapai Rp 205,3 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 6,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bisnis nasabah kelas atas juga memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan komisi perseroan. Pendapatan nonbunga Bank Mandiri yang didapatkan melalui bisnis wealth management mencapai Rp 500 miliar pada 2018. Jumlah itu belum ditambahkan dengan pendapatan dari bancassurance.
Hery menjelaskan, penerapan platform digital bisa meningkatkan performa perusahaan secara signifikan. Data riset dari MIT Sloan Management menyebutkan, perusahaan dengan minimal 50 persen pendapatan dari ekosistem digital, mencapai pertumbuhan pendapatan lebih tinggi hingga 32 persen dan margin laba hingga 27 persen dibandingkan perusahaan pada umumnya.
Perusahaan dengan minimal 50 persen pendapatan dari ekosistem digital, mencapai pertumbuhan pendapatan lebih tinggi hingga 32 persen dan margin laba hingga 27 persen dibandingkan perusahaan pada umumnya.
Perseroan menargetkan dana kelolaan nasabah kelas atas bisa mencapai Rp 210 triliun pada akhir 2019. Selain itu, mereka juga menargetkan jumlah nasabah mencapai 2.000 nasabah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, perkembangan teknologi sangat menentukan di era saat ini. Industri perbankan harus menyesuaikan perkembangan teknologi agar transaksi keuangan lebih mudah.
“Teknologi sudah mengatur hidup kita. Sekarang orang bisnis tidak lagi hanya bicara keuntungan tetapi bicara nilai. Perubahan ini merubah segalanya termasuk perbankan" kata dia.
Jusus Kalla mendukung wacana platform digital untuk investasi. Menurut dia, investasi Indonesia perlu didorong lebih cepat. Hal itu untuk memastikan pertumbuhan ekonomi terus melaju.
"Pertumbuhan ekonomi ditopang 82% dari investasi swasta. Kita berharap bank dapat menyesuaikan agar bisa memberikan dukungan kepada dunia usaha," pungkas Kalla.
Era digital
Acara Beyond Wealth 2019 juga dijadikan Bank Mandiri untuk berbagi pengetahuan bersama para nasabah terkait perkembangan bisnis digital. Hal itu untuk menambah pengetahuan nasabah yang mayoritas juga merupakan pengusaha.
Shinta Dhanuwardoyo, Angel Investor dan founder Bubu.com, mengatakan, hal paling penting bagi perusahaan rintisan atau start up adalah tim yang kuat. Menurut dia, aplikasi atau teknologi merupakan pertimbangan terakhir bagi investor.
"Kemampuan kewirausahaan pendiri dan tim yang kuat menjadi aspek utama perusahaan menarik investor. Kalau aplikasi dan teknologi itu bisa dibentuk. Tetapi tim yang kuat itu sulit dicari. Untuk itu investor sebenarnya menanamkan investasi kepada manusianya," kata Shinta yang sudah 23 tahun mendalami bisnis teknologi.
Stefanie Kurniadi, Co-founder Warunk Upnormal dan Bakso Boejangan, menuturkan, membentuk sebuah brand adalah hal yang mudah. Namun, kunci dari keberhasilan brand tersebut yakni fundamental bisnis yang kuat.
"Seperti di kuliner, untuk membuat ramai pengunjung di tiga bulan pertama hal yang mudah. Tetapi kita harus memastikan bagaimana bisa pertumbuhannya berkelanjutan. Untuk itu perlu memperlakukan brand kita dengan memerhatikan brand value dan rantai pasok," kata Stefanie.