BOGOR, KOMPAS - Tim estafet lari 4x100 meter putra senior Jawa Timur berhasil merebut emas pada Kejuaraan Nasional Atletik 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (7/8/2019). Keberhasilan tim Jatim tidak lepas dari keberadaan dua pelari pelatnas, Mochammad Bisma Diwa dan Joko Kuncoro Adi. Para sprinter pelatnas memang menunjukkan grafik meningkat apda kejurnas ini .
Pada final, Jatim menurunkan Bisma sebagai pelari pertama, diikuti Joko, Muhammad Rozikin, dan Yudi Dwi Nugroho sebagai pelari keempat. Mereka bersaing dengan tujuh tim lainnya. Sejak start, Bisma langsung membawa tim Jatim unggul. Keunggulan mereka menjauh ketika tongkat estafet pindah ke Joko. Dengan keunggulan itu, pelari ketiga dan keempat Jatim hanya perlu mempertahankan kecepatan hingga finis.
Jatim mencatat waktu 40,02 detik, unggul atas tim Jawa Tengah di peringkat kedua dengan waktu 40,94 detik. Tim DKI Jakarta yang mencatat waktu 41,18 detik meraih medali perunggu.
Rozikin mengatakan, catatan waktu tersebut adalah rekor terbaik tim estafet Jatim. Hasil ini lebih baik dari catatan waktu 40,06 detik saat meraih medali perak PON 2016 Jawa Barat.
Hasil ini itu membuat mereka mencatat hattrick di nomor estafet 4x100 meter putra pada tiga kejurnas terakhir, 2017, 2018, dan 2019. "Kami semakin percaya diri untuk meraih emas pada PON 2020 Papua. Pada dua PON terakhir, kami selalu meraih perak dan kalah dari NTB," ujarnya.
Rozikin menekankan, keberhasilan ini tak lepas dari adanya dua pelari pelatnas di timnya. Ini untuk pertama kalinya tim Jatim diperkuat pelari pelatnas sa,mpai dua orang. Bisma dan Joko juga tampil sangat baik.
"Pelari pelatnas asal Jatim ini tampil bagus sekali. Kami sangat terbantu oleh keberadaan mereka yang grafik penampilannya semakin baik setelah bergabung di pelatnas delapan bulan terakhir," kata Rozikin.
Apresiasi pelatih
Hampir semua pelari jarak pendek pelatnas turun membela daerah masing-masing dalam kejurnas kali ini, di nomor 100 meter atau 200 meter pada kategori remaja, yunior, dan senior. Secara umum, prestasi mereka membaik. Beberapa pelari memperbaiki catatan waktunya di salah satu nomor, yang lain memperbaiki catatan waktu pada semua nomor yang diikuti.
Salah satu pelari pelatnas yang paling menonjol dalam kejurnas ini adalah Bisma (24). Dia turun pada tiga nomor, yakni 100 meter, 200 meter, dan estafet 4x100 meter, dan sukses memperbaiki catatan waktunya di nomor 100 meter dan 200 meter.
Pada 2018, catatan waktu terbaiknya di 100 meter 10,700 detik, dipertajamnya menjadi 10,581 detik. Pada nomor 200 meter, waktu terbaiknya membaik dari 21,57 detik (2017) menjadi 21,38 detik, atau yang terbaik pada semifinal 200 meter senior.
"Semua ini tidak lepas dari program latihan pelatnas yang saya ikuti delapan bulan terakhir. Saya juga dapat ilmu baru dari para pelari lain, seperti Lalu Muhammad Zohri," tutur Bisma.
Pelatih kepala sprint PB PASI Eni Nuraini juga puas dengan penampilan para pelari pelatnas. Eni mengatakan, para pelari bisa memenuhi target yang minimal diberikan pelatih, yakni memperbaiki catatan waktu di setiap nomor yang diikuti. (DRI)