BALI, KOMPAS— Sikap dan pilihan politik generasi muda akan sangat menentukan di Pemilu 2024. Ini membuat upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan anak muda menjadi salah satu isu yang dibahas di Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, selain isu lain seperti tentang ideologi bangsa, regenerasi, dan rekomendasi bagi pemerintahan 2019-2024.
”Mereka yang saat ini anak muda akan menjadi pemilih yang jumlahnya sangat besar di Pemilu 2024. PDI-P harus mulai memikirkan bagaimana mengajak generasi muda ini mengenal politik dan partai,” kata Ketua Tim Pengarah Kongres V PDI-P Djarot Saiful Hidayat di Bali, Rabu (7/8/2019).
Hasil survei Litbang Kompas 25 September-5 Oktober 2018, mayoritas pemilih PDI-P, yaitu 57,6 persen, berumur 36-55 tahun. Setelah itu berumur di atas 55 tahun (23,7 persen) dan 22-35 tahun (16,1 persen). Pemilih PDI-P yang berumur 17-21 tahun hanya 2,6 persen.
Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2018, penduduk Indonesia yang berumur 15-34 tahun mencapai 85,7 juta. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan penduduk berumur 35-54 tahun yang berjumlah 71,7 juta. Pada saat yang sama, penduduk yang berumur 10-14 tahun ada 22,8 juta atau hampir dua kali lipat dari penduduk berumur 55-59 tahun (12,3 juta).
Kepala Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan, pemilih muda akan menjadi penentu lima tahun ke depan. Terkait hal itu, guna meraih sukses di Pemilu 2024, PDI-P, antara lain, harus memiliki strategi yang tepat untuk menggaet pemilih muda.
Kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan di level pilkada, kata Aditya, dapat menjadi salah satu strategi yang tepat untuk menggaet pemilih muda. Pasalnya, anak muda cenderung akan mencari kandidat yang berusia tidak jauh dengan mereka atau setidaknya peduli dengan isu yang relevan dengan anak muda. ”Pemetaan pemilih di setiap daerah harus dilakukan, disusul dengan menyiapkan kader potensial untuk dijadikan pemimpin masa depan. Itu semua sudah harus disiapkan dari sekarang jika PDI-P ingin kembali sukses di 2024,” katanya.
Guna menggaet pemilih muda, menurut Djarot, PDI-P, antara lain, akan mengembangkan aplikasi khusus yang terbuka untuk umum. Aplikasi itu akan memudahkan masyarakat, khususnya anak muda, menjadi anggota PDI-P, mengetahui ideologi dan sejarah partai atau Bung Karno, serta rekam jejak anggota legislatif dari PDI-P.
Regenerasi
Melalui kongres yang akan dibuka Kamis (8/8) dan menurut rencana dihadiri Presiden Joko Widodo serta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri akan kembali ditetapkan sebagai ketua umum PDI-P untuk lima tahun ke depan.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI-P menyadari bahwa regenerasi partai merupakan keniscayaan. Regenerasi tidak hanya berlangsung saat kongres, tetapi melalui berbagai kerja partai, seperti sekolah partai dan pendidikan kaderisasi, serta penugasan yang disesuaikan dengan bidang dan kemampuan setiap kader. ”PDI-P tidak mengenal jalan pintas. Semua melalui proses. Ada yang mendapatkan penugasan di bidang kebudayaan, politik, eksekutif, atau menteri, dan itu semua telah dipersiapkan dan melalui tahapan tertentu,” ujarnya.
Menanggapi munculnya wacana ada posisi ketua harian atau wakil ketua umum di kepengurusan mendatang, serta dua anak Megawati, yaitu Prananda Prabowo dan Puan Maharani, sebagai kader yang dinilai berpotensi menjalani tangga berikutnya dalam kepemimpinan partai, Hasto mengatakan, semua diserahkan pada mekanisme partai. Menurut dia, Prananda dan Puan mewakili keinginan kader PDI-P yang menempatkan Bung Karno, Megawati, dan keluarganya secara khusus.
Djarot menambahkan, regenerasi ikut menjadi hal yang dibahas di kongres bersama dengan persoalan lain, seperti tentang ideologi dan rekomendasi untuk pemerintahan mendatang. Berbagai persoalan itu akan dibahas di lima komisi dan dua subkomisi. Lima komisi itu adalah Komisi Ideologi dan Trisakti (Komisi I), Komisi Politik dan Ideologi (Komisi II), Komisi Kebudayaan (Komisi III), Komisi Pemilu (Komisi IV), serta Komisi Tata Kelola Partai (Komisi V). Dua subkomisi membahas rehabilitasi kader dan kepala daerah.
Kongres kali ini diikuti 2.172 peserta, yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dewan pimpinan cabang dan dewan pimpinan daerah. Kongres juga dihadiri oleh peninjau yang sebagian besar adalah kader senior partai dan anggota legislatif. (REK/NIA/COK/AGE)