Pembangunan Sanitasi Penunjang Pariwisata Belum Jadi Perhatian
›
Pembangunan Sanitasi Penunjang...
Iklan
Pembangunan Sanitasi Penunjang Pariwisata Belum Jadi Perhatian
Pembangunan sanitasi penunjang pariwisata belum menjadi perhatian semua kepala daerah. Padahal, sanitasi punya peran penting mempromosikan kawasan wisata sekaligus menjamin kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS-Pembangunan sanitasi penunjang pariwisata belum menjadi perhatian semua kepala daerah. Padahal, sanitasi punya peran penting mempromosikan kawasan wisata sekaligus menjamin kesehatan masyarakat di sekitarnya.
"Rendahnya komitmen kepala daerah bisa dilihat dari minimnya alokasi dana APBD untuk pembangunan sanitasi. Karena itu, kami mengimbau para kepala daerah berkomitmen terhadap sanitasi. Bukan sekadar membangun rumah sakit, puskesmas, tetapi menjamin promosi kesehatannya berjalan maksimal,” ucap Ketua Asosiasi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) Syarif Fasha pada Forum Advocacy Horizontal Learning (AHL) 2019 Akkopsi di Malang, Jawa Timur, Kamis (8/8/2019).
Hadir pada kesempatan ini, antara lain Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Reza Pahlevi, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso, dan Pelaksana Tugas Bupati Malang M Sanusi. Ada juga beberapa kepala daerah, seperti Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan Bupati Pringsewu Sujadi, serta puluhan perwakilan kepala daerah yang menjadi anggota Akkopsi.
Berbeda dengan perhelatan tahun-tahun sebelumnya yang lebih fokus ke masalah sanitasi, AHL 2019 fokus pada kolaborasi sanitasi dan pariwisata. Oleh karena itu, dilakukan juga kunjungan ke Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Desa Pujon dinilai berhasil mengkolaborasikan potensi daerah dan sanitasi untuk menunjang wisata dan ekonomi masyarakat.
Menurut Syarif, pengelolaan wisata di banyak daerah di Indonesia berbeda dengan negara lain. Bila di luar negeri sanitasi menjadi perhatian utama, masalah sanitasi di Indonesia kerap dipikir belakangan.
Oleh karena itu, kali ini kami kolaborasikan perhatian pada pariwisata dengan sanitasi. Wisata tidak akan sukses tanpa sanitasi
“Oleh karena itu, kali ini kami kolaborasikan perhatian pada pariwisata dengan sanitasi. Wisata tidak akan sukses tanpa sanitasi ,” ujar Wali Kota Jambi ini.
Melalui kegiatan ini, Syarif berharap Kemenpar bisa mendukung kabupaten dan kota yang kepala daerahnya memiliki komitmen kuat mengembangkan sanitasi di wilayahnya. Sebab pemerintah pusat tidak bisa membangun tanpa dukungan kabupaten dan kota. Di Jambi sendiri, menurut Syarif sanitasi sudah berjalan baik karena melibatkan banyak pihak.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II Kemenpar Reza Pahlevi mengatakan, salah satu syarat destinasi wisata yang baik adalah memiliki amenitas (toilet dan sanitasi) ideal. Kemenpar, kata Reza, punya komitmen mendorong destinasi wisata agar memiliki sanitasi yang baik, selain akses transportasi dan akomodasi.
"Kami punya konsep sustainable tourism yang memadukan lingkungan, budaya, dan kepariwisataan, dana alokasi khusus peningkatan amenitas di setiap destinasi, hingga sayembara toilet bersih,” ujarnya.
Akan tetapi, diakui Reza, kepala daerah harus terus didorong lagi meningkatkan kesadaran sanitasi. Menurut dia, hal itu bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga investor pelaku wisata.