JAKARTA, KOMPAS-Personel Badan Narkotika Nasional atau BNN membongkar penyelundupan ganja dari Aceh dengan cara dimasukkan ke dalam tabung kompresor, tabung gas, serta pada dasar peti perkakas, kemudian semuanya dilas hingga rapat. Para pelaku diringkus di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (8/8/2019).
Menurut Deputi Bidang Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari, para pelaku berpura-pura akan mendirikan suatu bengkel, entah bengkel kendaraan atau bengkel las.
"Itu hanya kamuflase untuk mengelabui petugas jika ada pemeriksaan," ucap Arman di salah satu lokasi penangkapan di halaman Sekolah Dasar Negeri Kramat Jati 02, Kramat Jati, Kamis sore. Buktinya, peralatan yang mereka bawa tidak berfungsi baik.
Arman menceritakan, pihaknya sudah menjalankan operasi dalam beberapa hari ini. Petugas lantas menangkap tersangka sekitar pukul 15.00 di sebuah tempat kos di Kramat Jati. Mereka rencananya menyembunyikan narkoba di kos tersebut.
Namun, sebelum sampai ke kos, peralatan perbengkelan berisi ganja ditransitkan terlebih dahulu di halaman SDN Kramat Jati 02, ditunggui oleh salah satu anggota komplotan. Penjaga SD Andri (38) menyebutkan, salah seorang di antara mereka memang menyampaikan hanya menempatkan sementara waktu di sana.
"Saya tidak tahu jumlah tabungnya, tetapi tadi datang pakai truk bak," kata Andri. Sekitar setengah jam kemudian, petugas BNN datang ke halaman SD.
Terdapat sekitar sepuluh tabung kompresor dan tabung gas, serta satu peti perkakas di halaman sekolah yang berumput tersebut. Ada empat orang duduk bersila dengan tangan diborgol.
Jalan masuk ke area sekolah dari Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, selebar lebih kurang 5 meter. Itu kemungkinan membuat para pelaku memilih halaman SD Kramat Jati 02 sebagai tempat transit barang, karena amat jarang lahan yang luas lainnya di sekitar sana.
Sejumlah anjing pelacak dikerahkan untuk mengendus keberadaan ganja. Anjing mengelilingi setiap tabung, lalu pada salah satu titik, mereka tidak berjalan lagi dan kaki depan mereka mencakar-cakar. Itu pertanda narkoba kemungkinan besar ada di dalam tabung.
Para petugas BNN berusaha membuka tabung dan dasar peti dengan cungkil, linggis, dan palu. Setelah barang terbuka, petugas mengambil satu per satu bungkusan terselubung isolasi coklat, yang masing-masing berisi ganja diperkirakan seberat satu kilogram. "Kami memperkirakan jumlah barang bukti ganja paling tidak 200 kilogram," kata Arman.
Ganja sudah terlindungi dalam perlengkapan perbengkelan sejak dari Aceh. Para pelaku membawa barang-barang itu menggunakan truk pengangkut sayur, di dalamnya termasuk jengkol.
Setelah sampai di Jakarta, muatan sayur diturunkan di Pasar Induk Kramat Jati. Mereka kemudian bergeser ke arah Kalimalang di wilayah Jakarta Timur, lantas kembali lagi ke Kramat Jati agar barang bisa disimpan di tempat kos. Rencananya, peralatan perbengkelan itu baru dipindahkan ke kos pada malam hari.
Karena baru saja ditangkap, Arman dan stafnya belum mendalami berapa lama mereka beroperasi. Yang jelas, pengendali diduga narapidana di salah satu lembaga pemasyarakatan di Cirebon, Jawa Barat. Selain itu, penyimpanan ganja dalam tabung kompresor dan gas serta pada ruang di dasar peti perkakas merupakan temuan modus baru bagi BNN.
Wakil Kepala SDN Kramat Jati 02 Supriharmini meminta masyarakat tidak salah menyangka sekolah tersebut menjadi gudang penyimpanan narkoba. Ganja berada di sana karena staf sekolah tidak tahu bahwa peralatan perbengkelan itu ternyata untuk menyembunyikan barang haram.
"Setelah ini, kami akan melarang pihak-pihak lain menitipkan barang lagi di area sekolah," ujar dia.