Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja zaman Orde Baru, Cosmas Batubara, berpulang pada Kamis (8/8/2019). Cosmas dikenal sebagai sosok yang sederhana sejak menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja zaman Orde Baru, Cosmas Batubara, berpulang pada Kamis (8/8/2019). Kabar kepergian tokoh pencetus Perumnas itu membuat kerabat, rekan, dan kenalan terus berdatangan ke rumah duka di Jalan Cidurian Nomor 3, Jakarta Pusat.
Salah satu tokoh angkatan 1966 yang hadir melayat adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi masa reformasi Fahmi Idris sekitar pukul 14.00. Fahmi mengatakan, Cosmas Batubara dikenal sebagai sosok yang santun. Almarhum bukan tipe yang suka menggebrak-gebrak meja saat rapat atau diskusi.
”Sepanjang yang saya tahu, dalam setiap kesempatan rapat, selalu yang tampil dari Bung Cosmas itu pembawaan yang santun, halus, dan tertib,” kata Fahmi.
Cosmas selalu memosisikan dirinya sebagai tokoh yang mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah. ”Beliau tenang saja, tetapi bukan berarti beliau enggak berani. Dalam kehalusan, selalu tampil keberanian-keberaniannya,” kata Fahmi.
Cosmas dikenal sebagai sosok yang sederhana sejak menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja pada masa Orde Baru. Dia juga dikenal sering membantu, terutama terhadap kenalan atau kerabat yang belum memiliki rumah.
Fahmi mengenal baik Cosmas karena pernah berjuang bersama pada tahun 1966. Saat itu, kata Fahmi, mereka pernah ditawari senjata, tetapi Cosmas menolak.
”Bukan berarti beliau takut, tetapi dia memilih untuk berjuang secara intelektual. Dia punya kemampuan membakar semangat mahasiswa,” katanya.
Putra Cosmas, Artur Dewata Batubara, menambahkan, ayahnya sudah dua tahun berjuang melawan kanker limfoma. Upaya pengobatan juga sudah ditempuh melalui berbagai cara, termasuk kemoterapi di Jepang. Namun, takdir berkata lain. Cosmas akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Kencana, Jakarta, Kamis (8/8) pukul 03.27.
”Pemakamannya nanti tanggal 10 Agustus di Taman Makam Pahlawan Kalibata,” kata Artur.
Artur menambahkan, sebelum jenazah dimakamkan, masih ada beberapa ritual adat yang akan dilakukan keluarga. Salah satu ritual yang akan dilakukan Kamis (8/8) pukul 19.00 adalah ritual Martonggo Raja.