Papua Niugini Minta China Restrukturisasi Semua Utangnya
›
Papua Niugini Minta China...
Iklan
Papua Niugini Minta China Restrukturisasi Semua Utangnya
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WELLINGTON, RABU -- Di tengah persaingan pengaruh di kawasan Pasifik, pemimpin baru Papua Niugini meminta China untuk merestrukturisasi semua utang pemerintahnya sebesar 27 miliar kina atau sekitar 7,8 miliar dolar AS dan mendorong kerja sama perdagangan bebas dengan negara-negara Pasifik.
Dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan di Port Moresby, Selasa (6/8/2019), Perdana Menteri Papua Niugini James Marape mengatakan, permintaan itu disampaikannya dalam pertemuan dengan Duta Besar China untuk Papua Niugini Xue Bing baru-baru ini.
Permintaan itu bisa membuat marah Australia dan Amerika Serikat yang coba mempertahankan pengaruh mereka di kawasan Pasifik dan menandingi kehadiran China yang kian menguat. Beijing telah memperkuat hubungan dengan Papua Niugini dan negara Pasifik lainnya dengan meningkatkan keterlibatan dan pinjaman untuk infrastruktur.
Pada Rabu (7/8/2019), Marape menyatakan bahwa Pemerintah Papua Niugini sedang menjalin pembicaraan dengan sejumlah pihak—tidak hanya China—untuk mencapai kesepakatan terbaik guna melunasi utangnya. Menurut dia, pernyataan sebelumnya tentang permintaan pelunasan utang kepada China telah dikeluarkan tanpa persetujuan darinya.
”Kami sedang berdiskusi dengan banyak mitra bilateral untuk mengakses pembiayaan konsesi yang rendah agar memberikan kami ruang bernapas, dan ini termasuk diskusi kami dengan Bank Dunia, ADB, dan mitra non-tradisional lainnya,” kata Marape.
Papua Niugini, negara yang kaya dengan gas alam, minyak mentah, emas, dan tembaga, jatuh ke dalam defisit keuangan dalam beberapa tahun terakhir. Pada awal 2019, Pemerintah Papua Niugini mengatakan, ”anggaran berkurang” sebagian karena tertundanya proposal pinjaman 300 juta miliar dollar AS dari China.
Menurut dokumen pemerintah pada pertengahan tahun, total jumlah utang negara tersebut menyumbang 30 persen dalam produk domestik bruto (PDB). Tidak diketahui berapa jumlah utang negara itu kepada China.
Direktur Program Lowy Institute Pacific Jonathan Pryke mengatakan, ”Jika China merestrukturisasi semua utang Papua Niugini, China akan menjadi kreditor tunggal terbesar dan memiliki pengaruh yang besar bagi Papua Niugini.”
Jika China merestrukturisasi semua utang Papua Niugini, China akan jadi kreditor tunggal terbesar dan berpengaruh besar bagi Papua Niugini.
Peringatan AS
Permintaan Papua Niugini kepada Beijing ini bertepatan datangnya peringatan serius Menteri Pertahanan AS Mark Esper. Pada Minggu (4/8/2019), ia mengatakan China menggunakan ”ekonomi predator” untuk mengganggu stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Analisis Reuters terhadap anggaran negara-negara Pasifik menunjukkan, China meningkatkan sistem pinjaman lunaknya dalam satu dekade terakhir. Dari sebelumnya hampir nol, China kini menjadi pemodal terbesar di Pasifik, membiayai segalanya, mulai dari pembangunan pelabuhan, bandar udara, hingga stadion olahraga.
Pertarungan kepentingan geopolitik di Pasifik telah membuka akses pada pembiayaan murah, bantuan, dan hibah yang tidak terbayangkan oleh negara-negara kecil kepulauan kecil beberapa tahun lalu.
Direktur Divisi Negara Kecil pada Dana Moneter Internasional Asia Pasifik Alison Stuart dalam pernyataan mengatakan, pinjaman bisa menunjang pertumbuhan di negara-negara Pasifik dan menutup kesenjangan infrastruktur. Ia menambahkan, perekonomian negara-negara Pasifik juga sangat rentan terlilit beban utang yang besar.
Para pemimpin di Pasifik dijadwalkan menghadiri Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu, pekan depan. Tuvalu adalah satu dari enam negara Pasifik yang mengakui Taiwan. Dalam beberapa bulan terakhir, China mengintensifkan lobi ke negara-negara itu untuk mengalihkan ikatan diplomatik mereka dari Taipei kepada Beijing. (REUTERS/AFP)