Hewan Mengidap Scabies dan Sakit Mata Masih Ditemukan di NTB
›
Hewan Mengidap Scabies dan...
Iklan
Hewan Mengidap Scabies dan Sakit Mata Masih Ditemukan di NTB
Tim Koordinasi Pengawasan Hewan Kurban Provinsi Nusa Tenggara Barat masih mendapati beberapa hewan kurban yang menderita scabies atau penyakit kulit dan sakit mata. Namun demikian, secara keseluruhan, sebagian besar hewan kurban di wilayah tersebut sehat dan layak kurban.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Tim Koordinasi Pengawasan Hewan Kurban Provinsi Nusa Tenggara Barat masih mendapati beberapa hewan kurban yang menderita scabies atau penyakit kulit dan sakit mata. Namun demikian, secara keseluruhan, sebagian besar hewan kurban di wilayah tersebut sehat dan layak kurban.
“Di Kota Mataram, dari 36 titik pemeriksaan ditemukan seekor kambing yang menderita scabies. Namun, penjualnya sudah mengeluarkan hewan itu dari kandang tempat jualannya,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Budi Septiani, Jumat (8/9/2019) di Mataram.
Menurut Budi, kesehatan hewan kurban menjadi syarat utama menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha. Oleh karena itu, hewan kurban harus diperiksa dan dipastikan sehat serta bebas dari penyakit yang dapat menular ke manusia (zoonosis).
Pemeriksaan hewan kurban dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota di NTB selama tiga pekan terakhir. Hal-hal yang diperiksa meliputi pemeriksaan mulut, mata, gigi, hidung, mulut dan umur, disertai tanda-tanda fisik hewan.
“Kambing yang bisa dijadikan kurban umurnya setahun dan telah tumbuh dua gigi tetap. Sedangkan sapi umurnya dua tahun dan telah tumbuh dua gigi tetap,” ujar Budi.
Sapi dan kambing yang sudah diperiksa tim diberi tanda tertentu sebagai hewan sehat dan layak kurban. Pada Idul Adha tahun lalu, tercatat sekitar 6.000 ekor sapi dan 10.000 ekor kambing dikurbankan di 10 kabupaten/kota se-NTB. Dari jumlah itu sekitar 900 ekor sapi dikurbankan di Kota Mataram.
Sementara itu, di Lombok Barat, tim dari Dinas Peternakan setempat mendapati seekor sapi menderita sakit mata dan tiga ekor kambing menderita scabies. Secara keseluruhan, tim memeriksa 1.175 ekor sapi dan kambing mulai Senin hingga Kamis. Sebanyak 200 ekor sapi dan 975 ekor kambing itu diperiksa di sejumlah pedagang pengepul.
“Pemeriksaan ini kami lakukan untuk mencegah pemotongan ternak yang terjangkit penyakit menular, dan masyarakat diminta menghindari mengonsumsi daging yang tidak sehat,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Muhur Zokhri.
Menurut Muhur, hasil monitoring tim, tingkat jaminan kesehatan ternak sebagai hewan korban secara umum cukup baik. Pada Hari Raya Idul Adha tahun 2018, di Lombok Barat, tercatat 3.140 ekor hewan kurban meliputi 1.120 ekor sapi dan 2.020 ekor kambing.
Pantauan Kompas di Kota Mataram, para pedagang pengepul hewan kurban sapi dan kambing mendirikan kandang darurat di tepi jalan umum. Harga hewan kurban bervariasi tergantung besar dan berat hewan. Untuk sapi, berkisar Rp 13,5 juta-Rp 20 juta per ekor dan kambing Rp 1,8 juta-Rp 5 juta per ekor.