Kebijakan ganjil genap dinilai belum menjawab masalah polusi udara Jakarta.
Oleh
Irene Sarwindaningrum/Wisnu Aji Dewabrata/Nikolaus Harbowo/Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan ganjil genap dinilai belum menjawab masalah polusi udara Jakarta.
Peneliti Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, mengatakan, ganjil genap belum diberlakukan di seluruh DKI Jakarta, tidak berlaku sepanjang hari, dan tidak dikenakan kepada sepeda motor.
Akibatnya, masih besar peluang orang menggunakan kendaraan bermotor pribadi, baik dengan menggeser waktu berangkat ke waktu-waktu di luar berlakunya kebijakan, menggunakan mobil lain dengan pelat nomor berbeda, atau menggunakan sepeda motor pengganti mobil.
”Jadi, belum bisa dipastikan volume kendaraan tidak berkurang sehingga emisi juga belum bisa dipastikan turun,” katanya di Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Menurut Deddy, idealnya, untuk memastikan pengurangan emisi, kebijakan diberlakukan sepanjang hari dan di seluruh Jakarta. Hal itu juga diberlakukan untuk sepeda motor. Sebagian mobil sudah menggunakan mesin standar bahan bakar minyak Euro 4 ke atas, sedangkan semua sepeda motor masih menggunakan mesin standar bahan bakar minyak Euro 0.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, semua aspek perluasan kebijakan ganjil genap ini sudah disimulasikan. Sepeda motor akan dikenakan kanalisasi, yaitu wajib menggunakan lajur paling kiri. Pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian. ”Otomatis akan ditilang kalau melanggar marka,” katanya.
Kanalisasi dimaksudkan agar kecepatan sepeda motor konstan dan tak melaju secara zig-zag. Prioritas pertama kanalisasi akan diberlakukan di area pemberlakuan ganjil genap dan akan dilakukan bertahap.
Kepala Subdit Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar M Nasir mengatakan, personel yang diutamakan untuk menjaga kawasan ganjil genap adalah personel satuan wilayah, yaitu polres dan polsek. Polda akan menempatkan personelnya ketika polres dan polsek meminta penambahan personel terkait perluasan ganjil genap. Jumlah personel tambahan disesuaikan dengan permintaan yang ada.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Driver Online (ADO) Wiwit Sudarsono mengatakan, DPD ADO DKI Jakarta menolak keras perluasan ganjil genap. ADO menolak Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 terkait Pengendalian Polusi Udara DKI Jakarta dengan cara memperluas ganjil genap.
Seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018, pengecualian aturan ganjil genap ini hanya untuk kendaraan transportasi umum berpelat kuning, sementara transportasi daring berpelat hitam sehingga terkena aturan ganjil genap. Menurut Wiwit, alasan penolakan karena ADO berpendapat ada kebebasan dan keleluasaan pengemudi menjalankan profesinya, mencari nafkah menghidupi keluarga.
Menyambung keprihatinan Deddy Herlambang, ganjil genap ini semacam kebijakan untuk meredakan asap, sementara sumber api masih jauh dari dibenahi.
Saat ini, kawasan permukiman dan industri menyebar tak terarah meluas ke seluruh Jabodetabek. Belum semua kawasan terbangun itu dilengkapi fasilitas publik, seperti jalan reguler dan jaringan transportasi publik, mulai dari angkutan pengumpan hingga angkutan massal.
Tidak heran jika kini jumlah pengguna angkutan publik justru menurun dan pengguna kendaraan pribadi meningkat. Sepeda motor, misalnya, menjadi pilihan utama karena mampu melewati jalan-jalan kecil, bahkan yang bukan jalan resmi.
Direktur Interim Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Faela Sufa mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya masih sangat mungkin untuk menata ruang Jakarta dengan pola terpusat, artinya mengembangkan hunian dan transportasi terintegrasi di pusat kota.
Hal itu disebabkan masih banyak kawasan dan perkampungan di pusat kota Jakarta, juga di kota sekitar Ibu Kota, yang kepadatannya rendah karena masih didominasi bangunan satu lantai.
”Kawasan-kawasan ini bisa diubah menjadi hunian rumah susun sehingga bisa menampung lebih banyak orang, dan transportasi yang terjangkau di dalam kota,” katanya.