Dua hari jelang hari raya Idul Adha 2019, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, kembali naik. Menipisnya stok dan tingginya harga membuat cabai dalam kondisi layu pun laku dijual.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Dua hari jelang hari raya Idul Adha 2019, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, kembali naik. Menipisnya stok dan tingginya harga membuat cabai dalam kondisi layu pun laku dijual.
Berdasarkan keterangan sejumlah pedagang di Pasar Way Halim, Bandar Lampung, Jumat (9/8/2019), kenaikan harga cabai sudah berlangsung sejak tiga hari lalu.
Kini, harga cabai merah keriting menembus harga Rp 70.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 60.000 per kg. Harga cabai rawit naik dari Rp 70.000 menjadi Rp 80.000 per kg.
Meski harga tinggi, kondisi cabai yang dijual pedagang sudah tidak segar lagi. Kondisi cabai yang dijual sudah layu dan hampir membusuk. ”Di agen sudah tidak ada barangnya, ini cabai sisa kemarin,” kata Nina Siahaan, salah satu pedagang cabai di Pasar Way Halim.
Meski harga tinggi, kondisi cabai yang dijual pedagang sudah tidak segar lagi. Kondisi cabai yang dijual sudah layu dan hampir membusuk.
Triana, salah satu pembeli, menuturkan, dia membeli cabai untuk membuat bumbu rendang daging sapi. Meski kondisi cabai tidak segar, dia tetap membelinya karena harganya lebih murah. ”Cabai hanya untuk campuran, jadi tidak masalah,” ujarnya.
Nina tidak membuang cabai sisa hari-hari sebelumnya. Cabai yang kulitnya sudah mulai mengering tetap dijual Rp 70.000 per kg. Sementara cabai yang mulai gepeng dan bijinya keluar dijual lebih murah, berkisar Rp 45.000-Rp 50.000 per kg.
Menurut dia, pembeli cabai layu dan hampir busuk itu sebagian besar dari kalangan ibu rumah tangga. Pelaku usaha makanan biasanya tetap membeli cabai segar karena dapat mengurangi kualitas makanan.
Stok menipis
Kenaikan harga itu dipicu menipisnya pasokan cabai dari sentra-sentra hortikultura. Pasokan cabai dari agen beberapa waktu terakhir semakin menyusut.
Hartini, pedagang cabai, menuturkan, hanya bisa membeli cabai maksimal 70 kg per hari dalam seminggu terakhir. Saat kondisi normal, dia bisa membeli hingga 100 kg.
Selama ini, pedagang di Pasar Way Halim mendapat pasokan cabai dari sejumlah agen atau pedagang besar di Bandar Lampung. Cabai dipasok petani dari sejumlah sentra pertanian di Jawa. Sebagian lagi dipasok oleh petani dari Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat.
Sejak harga melonjak, pedagang cabai membutuhkan modal yang lebih besar. Padahal, risiko cabai yang tidak laku terjual atau membusuk juga tinggi karena konsumen mengurangi pembelian. Karena itulah, pedagang memilih tetap menjual cabai meski kondisinya sudah layu atau hampir membusuk.
Menurut Hartini, kenaikan harga cabai diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Alasannya, masih banyak petani di sentra hortikultura yang tidak bisa menanam cabai selama kemarau sehingga pasokan cabai masih seret.
Editor:
agnespandia
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.