Jelang Idul Adha, Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Diterjunkan di Solo
›
Jelang Idul Adha, Tim...
Iklan
Jelang Idul Adha, Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Diterjunkan di Solo
Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan-hewan kurban menjelang Idul Adha 1440 H di Solo, Jawa Tengah. Hingga saat ini, tidak ditemukan hewan kurban yang mengidap penyakit menular berbahaya, seperti antraks.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan-hewan kurban menjelang Idul Adha 1440 H di Solo, Jawa Tengah. Hingga saat ini, tidak ditemukan hewan kurban yang mengidap penyakit menular berbahaya, seperti antraks.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo Weny Ekayanti mengatakan, tim pemeriksaan dan pemantauan kesehatan hewan kurban telah disebar untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban di semua tempat penjualan dan penampungan hewan kurban di Solo. Tim juga akan memeriksa kesehatan hewan di tempat-tempat penyembelihan hewan kurban.
“Tim ini personelnya ada 50 orang lebih yang dibagi di lima kecamatan di Solo. Masing-masing tim ini ada dokter hewannya,” ujar Weny di sela-sela pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019).
Menurut Weny, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo telah memiliki data lengkap tempat-tempat penjualan dan penampungan hewan kurban. Hal itu memudahkan tim untuk bergerak melakukan pemeriksaan hewan kurban.
“Tujuannya supaya aman. Kami periksa di semua tempat penjualan maupun tempat penampungan,” katanya.
Hewan kurban yang didatangkan dari daerah lain harus dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan yang diterbitkan dinas pertanian atau peternakan daerah asal
Weny mengatakan, hewan kurban kambing maupun sapi yang dijual di Solo kebanyakan didatangkan penjual dari berbagai daerah. Ini karena di Solo tidak ada peternakan kambing maupun sapi skala besar. Hewan kurban yang didatangkan dari daerah lain harus dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan yang diterbitkan dinas pertanian atau peternakan daerah asal.
Jika tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan dari darah asal, pihaknya akan menerbitkan surat tersebut setelah memeriksanya. Hingga saat ini, menurut Weny, tim tidak menemukan adanya hewan kurban yang dijual mengidap penyakit menular berbahaya.
Kiswanto, koordinator pengadaan dan penjualan hewan kurban M9 di Mojosongo mengatakan, sebanyak 127 kambing Jawa dan 133 sapi telah laku terjual. Hewan-hewan kurban itu masih dititipkan pemiliknya dan baru akan diambil pada H-1 Idul Adha.
Dia menjual kambing seharga Rp 2 juta-3,5 juta per ekor. Sementara itu, sapi dijual seharga Rp 16 juta-28 juta bergantung jenis dan berat sapi. “Harga sapi tahun ini naik Rp 1 juta per ekor dibandingkan tahun lalu,” katanya.