Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar “Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi” di sembilan kabupaten/kota se-Bali.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
KLUNGKUNG, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar ”Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi” di sembilan kabupaten/kota se-Bali. Kegiatan ini berlangsung selama sebulan mulai akhir Juli 2019 hingga 28 Agustus mendatang. Agenda ini juga rangkaian yang diselenggarakan di 28 kota di Jawa dan Bali.
Dongeng menjadi salah satu materi kampanye antikorupsi kepada anak-anak sekolah, khususnya SD/MI. KPK membawa maestro dongeng dari Bali, Made Taro, yang membawakan cerita Man Meri. Hingga Jumat (9/8/2019) ini, kampanye antikorupsi sudah masuk ke empat kabupaten, yaitu Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Bangli.
Made Taro sebagai pendongeng bangga dengan upaya KPK mengampanyekan antikorupsi lewat cerita-cerita untuk anak-anak. Menurut dia, dirinya jarang mendapatkan kesempatan mendongeng yang berhubungan dengan propaganda nilai-nilai melawan korupsi.
Di lapangan Klungkung, sekitar 250 anak dari beragam SD/MI berkumpul untuk mendengarkan dongeng Man Meri dari Made Taro. Selain mendengarkan dongeng, anak-anak juga diajak bermain dan menggambar bertemakan antikorupsi. Sebanyak 30 karya terpilih akan diikutkan dalam pameran selama jelajah hingga dibukukan.
Dongeng Man Meri bercerita tentang seorang anak yang kedua orangtuanya telah meninggal. Ayahnya memberi warisan seekor meri (anak bebek). Suatu ketika, meri tersebut hilang dan ditemukan oleh seorang kakek. Anak tersebut tetap memilih meri peliharaannya meski ia ditawari meri serta bebek yang lebih bagus dan bersih.
”Man Meri tetap jujur dengan meri peliharaannya. Karena kejujurannya, si kakek memberikan hadiah seekor meri lainnya untuk dipelihara bersama,” kata Made Taro di sela-sela mendongeng.
Ketua Tim Kampanye Antikorupsi KPK Gumilar Pranawilaga menjelaskan, sosialisasi melalui dongeng dianggap cukup ampuh untuk menjangkau anak-anak. Hal ini mempertimbangkan cerita-cerita merupakan jembatan ampuh untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada anak-anak dengan cara dan gaya bahasa anak-anak.
Man Meri tetap jujur dengan meri peliharaannya. Karena kejujurannya, si kakek memberikan hadiah seekor meri lainnya untuk dipelihara bersama.
”Melalui dongeng, nilai-nilai antikorupsi, yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, sikap kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan, dapat kita susupkan secara halus melalui cerita anak-anak. Harapannya, tanpa sadar mereka dapat mudah mengingat dan mencernanya,” kata Gumilar atau Willy.
Dengan begitu, lanjut Willy, nilai-nilai antikorupsi tersebut diharapkan tertancap dalam di benak mereka. Maka, dongeng menjadi salah satu dasar pembentukan karakter anak-anak tersebut di kemudian hari dan menular ke anak-anak lainnya.
Selain mengajak anak-anak mendengarkan dongeng, dalam kegiatan KPK tersebut juga digelar pameran pelayanan publik, seperti pembuatan kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan akta kelahiran; samsat; serta aneka pameran yang melibatkan BNN, perpustakaan daerah, Kejaksaan Buleleng, dan siswa sekolah dasar. KPK juga membawa serta bus pelayanan berupa klinik pengaduan masyarakat, pemaparan tentang gratifikasi, dan LHKPN.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, saat membuka Sosialisasi Pendidikan Antikorupsi pada Pendidikan Dasar dan Menengah di Ruang Rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung, menyampaikan, pendidikan antikorupsi di usia sekolah sangat perlu diberikan untuk mendidik anak-anak agar tidak mengambil yang bukan haknya.
Ia pun menginstruksikan Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung dan tenaga pendidik untuk menyelipkan pendidikan karakter dalam setiap jam pelajaran. Selain itu, Suwirta juga meminta tenaga pendidik untuk mengajak anak didiknya membuat wadah ekonomi kekeluargaan/ kebersamaan.
Di Bali, sosialisasi diawali dari kota Singaraja, Buleleng, lalu bergerak ke delapan kota lainnya di seluruh Bali. Sebelumnya, jelajah KPK ini berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.