Musim kering masih mengancam sejumlah daerah di Pulau Bali hingga beberapa bulan mendatang. Bahkan, di Kabupaten Buleleng, selama tiga bulan terakhir sama sekali tidak turun hujan.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·2 menit baca
JEMBRANA, KOMPAS — Musim kering masih mengancam sejumlah daerah di Pulau Bali hingga beberapa bulan mendatang. Bahkan, di Kabupaten Buleleng, selama tiga bulan terakhir sama sekali tidak turun hujan. Daerah ini termasuk kategori awas kekeringan.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jembrana Rahmat menjelaskan, petugas terus memantau minimnya curah hujan di Bali, terutama di Buleleng yang terjadi hampir lebih dari tiga bulan.
”Petugas memantau setiap 10 hari. Lokasi pantauan juga bisa berubah-ubah. Saat ini memang Buleleng hampir sejak Mei hingga sekarang belum turun hujan,” katanya.
Secara keseluruhan, curah hujan hampir belum merata di Bali. Sebarannya masih rendah, berkisar 0-50 milimeter per dasarian. Hanya Bangli yang curah hujannya terpantau sedang 75-150 mm per dasarian.
Sebelumnya, Rahmat menjelaskan, indikasi kekeringan di Pulau Bali sudah muncul sejak Mei. Fenomena ini memiliki kemiripan tiga tahun terakhir meski dengan durasi kekeringan berbeda.
Kekeringan terutama berpotensi memengaruhi sektor pertanian dan perkebunan. Pemantauan ini diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah setempat dalam mengambil kebijakan. Selain itu, dapat juga menjadi bagian dari agenda mitigasi dan belajar bersama mengenai fenomena alam, seperti perubahan iklim belakangan. Petugas penyuluh lapangan pertanian dan perkebunan diharapkan memahami potensi klimatologi yang tengah terjadi hingga fenomenanya.
Dwi Darmada, pemilik kebun sayuran di Jembrana, mengakui kurangnya hujan dan iklim yang belakangan lebih terik. Namun, lanjutnya, keadaan tersebut belum berimbas pada kebunnya. Meski demikian, ia tetap memaksimalkan pengawasan dan perawatan kebun dari cuaca yang kian ekstrem.
Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Jembrana, dari pemutakhiran data per 31 Juli, sejumlah daerah tidak akan terjadi hujan secara berturut-turut selama lebih dari 30 hari. Kabupaten Buleleng yang terparah dengan perkiraan tidak hujan hingga 114 hari. Itu terjadi di wilayah Sambirenteng. Adapun di Pucaksari tidak ada hujan hingga 94 hari dan 93 hari di Sumber Klampok.
Selain Buleleng, wilayah lain yang juga terancam musim kering ekstrem adalah Jembrana, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Karangasem, Bangli, dan Kabupaten Gianyar.