Program Inkubasi untuk Kembangkan Gim yang Diminati Investor
›
Program Inkubasi untuk...
Iklan
Program Inkubasi untuk Kembangkan Gim yang Diminati Investor
Minimnya dukungan dana, keahlian, dan akses pasar kerap membuat perusahaan rintisan gim lokal sulit berkembang. Mereka membutuhkan dukungan pihak ketiga. Salah satunya lewat program inkubasi untuk mengembangkan gim berkualitas dan diminati investor.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Minimnya dukungan dana, keahlian, dan akses pasar kerap membuat perusahaan rintisan gim lokal sulit berkembang. Mereka membutuhkan dukungan pihak ketiga. Salah satunya lewat program inkubasi untuk mengembangkan gim berkualitas dan diminati investor.
”Melalui inkubasi, pengembang gim rintisan dibimbing membuat gim yang bagus dan berpotensi laku di pasar,” ujar Coordinator Open Innovation Incubation Management Media and Digital Department Telkom Indonesia Johannes Adi Purnama Putra, Kamis (8/8/2019).
Hal itu disampaikan Johannes dalam pengenalan program Indigo Game Startup Incubation di Bandung, Jawa Barat. Selain di Bandung, kegiatan serupa juga akan dilakukan di Jakarta (12/8/2019), Surabaya (14/8/2019), Denpasar (16/8/2019), dan Yogyakarta (21/8/2019).
Untuk mengikuti program itu, pengembang gim rintisan dapat mendaftar secara daring melalui situs game.indigo.id. Tim terdiri atas lima orang dengan pengalaman minimal satu tahun di bidangnya.
Sepuluh tim yang terpilih akan mengikuti inkubasi selama tiga bulan di Bandung. Mereka tidak hanya dilatih membuat dan mengembangkan gim, tetapi juga memproyeksikan bisnis produk gim itu.
”Intinya peserta diberi kesempatan merealisasikan karya kreatif mereka. Tingkat kesulitan pembuatannya perlu disesuaikan karena waktunya hanya tiga bulan,” ujarnya.
Selama tiga bulan, setiap peserta mendapatkan dana Rp 4 juta per orang tiap bulan. Dana itu digunakan sebagai biaya hidup selama menjalani inkubasi di Bandung pada 9 September-6 Desember 2019.
Setelah itu, peserta akan mempertunjukkan produk gimnya pada 12 Desember. Mereka berkesempatan menjalin kerja sama dengan investor yang datang dalam kegiatan itu.
Sepuluh tim yang terpilih akan mengikuti inkubasi selama tiga bulan di Bandung. Mereka tidak hanya dilatih membuat dan mengembangkan gim, tetapi juga memproyeksikan bisnis produk gim itu.
Suntikan dana Rp 120 juta per tim akan diberikan kepada tim yang dianggap memenuhi kualifikasi tim penilai. ”Jumlah timnya belum bisa ditentukan. Uang itu bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan mereka,” ujar Johannes.
Indigo Game Startup Incubation juga bekerja sama dengan pengembang gim asal Bandung, Agate. Tujuannya berbagi pengalaman dalam mengembangkan perusahaan gim. Agate merintis usahanya mulai 10 tahun lalu dan telah memproduksi sekitar 250 gim.
”Biasanya kelemahan pengembang baru itu pada akses bisnisnya. Jadi, ketika membuat gim, mereka harus memproyeksikan profitnya,” ujar Head of Development Agate Aditia Dwiperdana.
Aditia berharap program inkubasi dapat menambah kompetensi perusahaan rintisan sebelum memasarkan produknya. Dengan begitu, mereka dapat mengalkulasi modal dan target penjualannya.
Salah satu peserta kegiatan itu, Anggita Prihadmojo (29), mengaku tertarik untuk mendaftarkan timnya dalam program inkubasi itu. ”Selama ini, kami kesulitan mendapatkan kesempatan mengembangkan gim, mulai dari kendala perusahaan belum berbadan hukum, keterbatasan modal, hingga akses pasar,” ujarnya.
Anggita merupakan desainer gim Militant, studio gim rintisan di Sumedang. Timnya sudah mempunyai purwarupa gim yang akan didaftarkan.
”Harapannya semakin banyak perusahaan mengadakan program inkubasi. Ini sangat membantu pengembang gim pemula merintis kesuksesan,” ujarnya.