Ke depan, gitaris pelantun ”Becak Fantasy” ini berencana untuk berhenti menjual musik lewat rilisan fisik cakram padat (CD) saat merilis lagu-lagu baru. Kanal penjualan digital seperti itunes dan spotify kini dianggap telah memenuhi segmentasi kalangan pendengarnya.
Oleh
Aditya Diveranta
·2 menit baca
Menghadapi era digital yang serba gawai, gitaris Jubing Kristianto (53) kini lebih banyak membagikan karya musiknya melalui kanal media sosial, aliran (streaming), serta penjualan berbasis internet. Ia tidak memungkiri, pemanfaatan berbagai kanal tersebut memudahkannya dalam mengenali penggemar.
Saat ditemui usai perayaan ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen di Jakarta, Rabu (7/8/2019) malam, Jubing mengaku kini makin fokus dengan aktivitas di kanal Youtube dan Instagram. Hal tersebut karena interaksi dengan penggemar banyak terjadi di dua media sosial ini.
”Saya dapat banyak masukan dari penggemar melalui Youtube dan Instagram. Hal ini juga yang membuat saya memonetisasi akun Youtube dengan iklan selama empat tahun terakhir. Konsekuensinya, kualitas konten di Youtube harus saya tingkatkan secara audiovisual,” ujar pemilik akun @jubingkristianto, yang kini diikuti lebih dari 46.000 subscribers di Youtube.
Jubing mengibaratkan Youtube dan berbagai kanal digital lainnya sebagai etalase untuk menaruh barang. Kanal ini, menurut dia, sangat efisien dan langsung terhubung dengan gawai milik penggemar musiknya.
Ke depan, gitaris pelantun ”Becak Fantasy” ini berencana untuk berhenti menjual musik lewat rilisan fisik cakram padat (CD) saat merilis lagu-lagu baru. Kanal penjualan digital seperti itunes dan spotify kini dianggap telah memenuhi segmentasi kalangan pendengarnya.
”Saya berencana fokus ke penjualan digital saja. Jadi nanti Youtube saya jadikan sebagai cuplikan untuk mendengar lagu gubahan terbaru, tapi untuk lagu versi penuhnya tetap harus beli supaya tetap eksklusif,” ucapnya.
Meski terus fokus ke digital, Jubing juga saat ini ingin memperbanyak penampilan di panggung musik. ”Musisi, ya, tetap harus manggung. Jadi, penjualan karya serta jam terbang tampil di panggung, kan, harus berjalan beriringan,” kata Jubing.