Sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diisi wajah lama. PDI-P berhasil menempatkan wakil terbanyak dengan sembilan kursi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merupakan wajah lama. PDI-P berhasil menempatkan wakil terbanyak dengan sembilan kursi.
Saat ini, dari 45 kursi anggota DPRD Temanggung, sebanyak 29 kursi adalah anggota Dewan periode sebelumnya. PDI-P mendapat suara terbanyak dengan sembilan kursi. Selanjutnya, ada PKB (7 kursi) dan Partai Golkar (6 kursi).
Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Temanggung, Henry Sofyan, mengatakan, kondisi ini tak terhindarkan karena rata-rata parpol memang mengajukan nama-nama anggota Dewan lama sebagai calon anggota legislatif. Beberapa orang di antaranya bahkan terhitung sudah menjadi ”langganan” maju dalam pemilu.
”Salah satu caleg yang terpilih dari Partai Golkar, misalnya, sudah tujuh kali maju dan sukses terpilih lagi tahun ini,” ujar Henry saat ditemui seusai rapat pleno terbuka penetapan perolehan kursi partai politik dan calon terpilih anggota DPRD Kabupaten Temanggung, di Kantor KPU Temanggung, Sabtu (10/8/2019).
Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Temanggung Yogi Hendi Surya mengatakan, pihaknya mengajukan 22 caleg, yang sebagian besar adalah caleg muka lama. Sebanyak enam orang di antaranya terpilih. Perolehan suara terbanyak diraih Dwi Lindawati dengan 8.504 suara.
”Karena merupakan calon lama, dia pun tidak kesulitan meraup dukungan suara,” ujarnya.
Yogi menyebutkan, perolehan enam kursi ini meningkat dibandingkan dengan peroleh suara pada Pemilu 2014. Saat itu, Partai Golkar hanya mendapatkan lima kursi. ”Kami cukup bersyukur karena kami bisa kembali mendapatkan suara di dapil III. Hal itu tidak kami dapatkan di Pemilu 2014,” ucapnya.
Jumlah kursi menyusut
Sekretaris Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Partai Demokrat Kabupaten Temanggung YC Andi Nugroho menuturkan, dalam Pemilu 2019, Partai Demokrat mampu meraup sekitar 19.000 suara. Jumlah itu meningkat sekitar 1.000 suara dibandingkan dengan Pemilu 2014.
Akan tetapi, perolehan kursi justru menyusut. Dari sebelumnya dua kursi, lanjutnya, kini partainya hanya mampu meraih satu kursi. Hal ini, menurut Andi, terjadi karena adanya kesalahan dalam penempatan caleg di setiap dapil.
”Penggalangan dukungan kurang berjalan maksimal karena di setiap dapil kami menempatkan figur yang kurang tepat,” ujarnya.