Penawaran produk investasi dan pendanaan syariah melalui platform dalam jaringan diminati masyarakat. Situasi ini sejalan dengan animo warga dalam berinvestasi syariah.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penawaran produk investasi dan pendanaan syariah melalui platform dalam jaringan diminati masyarakat. Situasi ini sejalan dengan animo warga dalam berinvestasi syariah.
Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid, dalam siaran pers, Jumat (9/8/2019), di Jakarta, mencontohkan kondisi layanan BukaReksa dan BukaModal. Per Juli 2019, sekitar 51 persen dari dana kelolaan investasi BukaReksa berasal dari reksadana syariah. Pengajuan kredit syariah di BukaModal naik tiga kali lipat dibandingkan dengan kredit umum.
”Hal yang menarik adalah sebagian besar pengguna reksa dana syariah ataupun kredit syariah adalah anak muda,” ujarnya.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, Fajrin menjelaskan, jumlah investor reksa dana syariah naik empat kali lipat selama lima tahun terakhir. Pada periode yang sama, dana kelolaan investasi syariah naik dari Rp 11 triliun menjadi Rp 36 triliun.
Fajrin mengatakan, sampai sekarang, Bukalapak berkomitmen untuk selalu mengikuti prinsip-prinsip syariah di setiap penawaran layanan investasi ataupun pendanaan syariah. Bukalapak telah bekerja sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) untuk pemenuhan prinsip syariah.
Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal KNKS Afdhal Aliasar menyebutkan, total aset keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,7 persen dari total aset keuangan di Indonesia atau senilai Rp 1.300 triliun. KNKS menyambut positif inisiatif Bukalapak yang mau berkolaborasi dengan institusi jasa keuangan syariah.