Rute Baru Pacu Pertumbuhan Penumpang di Banyuwangi
›
Rute Baru Pacu Pertumbuhan...
Iklan
Rute Baru Pacu Pertumbuhan Penumpang di Banyuwangi
Berkat dibukanya sejumlah rute baru, jumlah penumpang pesawat dari dan menuju Banyuwangi perlahan tumbuh.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Tingginya harga tiket menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan drastis jumlah penumpang penerbangan di Banyuwangi, Jawa Timur. Namun, berkat sejumlah rute baru, jumlah penumpang pesawat dari dan menuju Banyuwangi perlahan tumbuh.
”Sebelum ada ramai-ramai mahalnya harga tiket, jumlah penumpang yang naik dan turun di Bandara Banyuwangi mencapai 1.400 orang per hari. Tingginya harga tiket membuat jumlah penumpang berkurang drastis. Kami pernah mencatat jumlah penumpang hanya 400 orang dalam sehari,” ujar Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Anton Marthalius, Minggu (11/8/2019).
Namun, Anton tidak menyalahkan sepenuhnya kenaikan harga tiket sebagai penyebab utama turunnya jumlah penumpang. Ia menilai keberadaan Tol Trans-Jawa juga turut mempengaruhi penurunan itu karena menjadi alternatif akses bagi warga.
Sementara itu, kebijakan penurunan harga tiket pada hari, jam, dan rute tertentu, lanjut Anton, belum memberikan dampak signifikan pada peningkatan jumlah penumpang di Banyuwangi. Hal itu disebabkan tak ada satu pun penerbangan di Banyuwangi yang masuk dalam skema penurunan harga tiket tersebut.
Lonjakan penumpang baru terasa ketika dibuka rute baru Denpasar-Banyuwangi pergi pulang oleh maskapai Citilink. Rute yang mulai beroperasi pada Jumat (9/8) itu dibuka kembali setelah sempat tutup pada 2012. Selama ini, Bali dan Banyuwangi hanya disambungkan dengan jalur darat dan penyeberangan feri Ketapang-Gilimanuk.
Pada penerbangan pertama lalu, sebanyak 179 penumpang diangkut dari Banyuwangi ke Bali. Itu artinya, hanya 1 kursi penumpang yang tersisa. Demikian pula penerbangan dari Bali ke Banyuwangi yang ditumpangi lebih dari 150 orang.
”Setelah ada rute baru Banyuwangi-Denpasar, jumlah penumpang kembali meningkat menjadi 1.000 orang per hari. Kami berharap keterisian penumpang terus terjaga dan terus tumbuh hingga kembali seperti tahun lalu yang mencapai 1.400 orang per hari,” kata Anton.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi Ali Ruchi mengatakan, pihaknya optimistis pembukaan rute baru dapat meningkatkan jumlah penumpang. Hal itu didasarkan pada pengalaman pembukaan rute baru sebelumnya.
”Dulu, rute penerbangan hanya Surabaya-Banyuwangi pergi pulang. Hasil survei kami menunjukkan, 65 orang yang terbang dari Banyuwangi ke Surabaya melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Kondisi itu kami sampaikan ke sejumlah maskapai, akhirnya satu per satu maskapai tertarik membuka rute Jakarta-Banyuwangi,” ujarnya.
Kini sudah ada tiga kali penerbangan langsung dari Banyuwangi ke Jakarta setiap harinya. Jika rata-rata minimal ada 100 penumpang, dalam sehari ada 300 orang terbang langsung dari Banyuwangi ke Jakarta.
Dengan demikian, penumpang dari Banyuwangi ke Jakarta tumbuh dari yang semula 65 orang per hari menjadi 300 orang per hari. Hal serupa diharapkan terjadi pada rute-rute baru di Bandara Banyuwangi.
Selain rute baru Denpasar-Banyuwangi pergi pulang, per Sabtu (10/8), Bandara Banyuwangi juga membuka rute baru Banyuwangi-Banjarmasin pergi pulang. Rute tersebut dilayani oleh maskapai Xpress Air setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
”Saat ini kami hanya terbang tiga kali dalam seminggu. Namun, kami optimistis pasar wisatawan dan pekerja yang menjadi sasaran kami akan tumbuh sehingga kami bisa terbang rutin setiap hari,” ujar Manajer Komersial Xpress Air Seran Kathirvelu.
Saat ini, Xpress Air juga tengah menyiapkan rute baru Banyuwangi-Yogyakarta pergi pulang. Pasar ini juga dinilai cukup potensial karena dalam sehari ada sekitar 4 bus atau sekitar 160 orang bepergian dari Yogyakarta ke Banyuwangi. Jumlah tersebut tersebut belum termasuk penumpang kereta api dari Yogyakarta yang menuju ke Banyuwangi.