Pemilihan Guru Berprestasi Dorong Munculnya Inovasi Pembelajaran
›
Pemilihan Guru Berprestasi...
Iklan
Pemilihan Guru Berprestasi Dorong Munculnya Inovasi Pembelajaran
Pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan dapat mendorong inovasi pembelajaran. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan dapat mendorong inovasi pembelajaran. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Supriano mengatakan, Kemdikbud kembali membuka kesempatan untuk guru dan tenaga kependidikan untuk berinovasi. Inovasi yang dihasilkan akan menjadi rujukan mereka dalam memilih guru dan tenaga kependidikan berprestasi.
”Penghargaan diberikan secara berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional,” katanya dalam Taklimat Media Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan dan Berdedikasi Tingkat Nasional, Senin (12/8/2019), di Jakarta.
Menurut Supriano, pemilihan guru berprestasi tersebut menjadi sebuah investasi. Terbukti, tahun lalu, 1.200 guru dan tenaga kependidikan berprestasi pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi ke 12 negara.
”Untuk tahun ini, kami masih menunggu keputusan karena penyaluran guru ke luar negeri adalah inisiatif presiden. Yang pasti ini semua berkelanjutan dan kita punya database-nya,” katanya.
Supriano menilai hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) lima tahun ke depan. Dalam hal ini, tujuan utamanya adalah menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Sebab, guru menjadi kunci sebagai pelayan pendidikan.
Setidaknya ada empat kompetensi peserta didik yang harus dituju, yakni mampu berpikir kritis, berinovasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Semuanya bisa dicapai berkat proses pembelajaran baik dan benar yang ditentukan oleh guru atau tenaga kependidikan.
”Hasil dari inovasi-inovasi guru yang terpilih nantinya akan dijadikan best practice,” katanya.
Ada empat kompetensi peserta didik yang harus dituju, yakni mampu berpikir kritis, berinovasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi.
Inovasi pembelajaran tersebut akan disebarkan melalui program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Tahun ini, pola pelatihannya akan berbasis zona, bukan lagi nasional atau provinsi seperti tahun-tahun sebelumnya. Guru-guru yang sebelumnya dikirim ke 12 negara akan menjadi guru inti di zona-zona tersebut.
28 kategori
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud MQ Wisnu Aji mengatakan, pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi dijabarkan menjadi 28 kategori. Mulai dari TK sampai SMA atau sederajat.
”Mudah-mudahan kita akan menemukan guru yang berprestasi dan berdedikasi. Guru-guru yang berdedikasi dipilih dari daerah terluar, tertinggal, dan terdepan,” katanya.
Setiap pemenang nantinya akan mendapatkan hadiah Rp 20 juta untuk peringkat pertama, Rp 15 juta untuk peringkat kedua, dan Rp 10 juta untuk peringkat ketiga. Untuk nomine lainnya masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp 3 juta.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Sri Renani Pantjastuti mengatakan, banyak potensi yang bisa digali untuk berinovasi. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
”Contohnya, pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah pembelajaran bahasa isyarat bagi siswa sekolah luar biasa (SLB),” ujarnya.