Pada usia ke-74 tahun, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tampak berusaha menyiapkan landasan yang kuat untuk kemajuan bangsa. Akselerasi pembangunan dilakukan dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan publik. Pembangunan infrastruktur diharapkan bisa merangsang tumbuhnya kegiatan ekonomi yang bermuara pada pemerataan pendapatan.
Oleh
Susanti Agustina S/ Litbang Kompas
·4 menit baca
Tahun 2045 akan menjadi tahun emas bagi bangsa Indonesia. Untuk menggapai cita-cita bangsa di usia 100 tahun, ada tiga tantangan besar menanti: korupsi, pengelolaan sumber daya alam, serta penguasaan sains dan teknologi.
Pada usia ke-74 tahun, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tampak berusaha menyiapkan landasan yang kuat untuk kemajuan bangsa. Akselerasi pembangunan dilakukan dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan publik. Pembangunan infrastruktur diharapkan bisa merangsang tumbuhnya kegiatan ekonomi yang bermuara pada pemerataan pendapatan.
Pembangunan infrastruktur yang merata merupakan salah satu prasyarat yang disebutkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai prakondisi menuju Indonesia Emas 2045. Prasyarat lain adalah kualitas kelembagaan dan layanan publik, kebijakan pemerintah, dan kualitas sumber daya manusia.
Upaya pemerintah membangun infrastruktur, sistem keamanan dan pertahanan negara, serta perbaikan pelayanan publik mendapat apresiasi positif dari rata-rata 76 persen responden dalam jajak pendapat Kompas. Bahkan, di tiga bidang ini mayoritas responden membayangkan Indonesia akan semakin maju.
Apresiasi responden paling banyak diberikan terhadap langkah pemerintah membangun infrastruktur. Delapan dari 10 responden menilai kondisi infrastruktur saat ini baik. Penguatan sistem pertahanan keamanan sekarang juga dinilai responden sebagai kondisi yang baik bagi kemajuan bangsa. Sebanyak 76 persen responden mengapresiasi penguatan pertahanan keamanan negara selama ini.
Perbaikan kualitas layanan publik yang dilakukan pemerintah juga mendapat apresiasi positif. Dua dari tiga responden melihat upaya pemerintah tersebut sebagai kondisi yang baik untuk mendorong kemajuan bangsa. Pada sisi yang lain, reformasi birokrasi menuju efektivitas kerja pemerintah juga diapresiasi responden.
Tantangan
Apresiasi responden terhadap kondisi di beberapa bidang tersebut menunjukkan publik mengakui pemerintah berhasil menata aspek-aspek fisik dan sistem untuk menunjang kemajuan negara. Aspek-aspek inilah yang akan menjadi daya dorong untuk mengangkat Indonesia ke dalam kancah persaingan antarbangsa.
Meski demikian, masih ada aspek lain yang cukup mendasar yang perkembangannya belum optimal sehingga justru bisa menjadi penghambat. Pemberantasan korupsi dan pemerataan ekonomi masih menjadi ganjalan pemerintah dalam menggerakkan roda pembangunan negara. Jika terus dibiarkan, tidak mustahil, pada akhirnya aspek-aspek ini akan menjadi beban bagi negara dalam melangkah menuju Indonesia Emas 2045.
Karena itulah, menyelaraskan pencapaian aspek-aspek yang belum optimal dengan aspek-aspek yang sudah berhasil menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Sepertiga bagian dari responden memandang persoalan korupsi merupakan tantangan terbesar untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas. Korupsi tidak saja memerlukan penegakan hukum yang tegas, tetapi juga harus diantisipasi lewat strategi pencegahan yang lebih ketat.
Sepertiga bagian dari responden memandang persoalan korupsi merupakan tantangan terbesar untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas. Korupsi tidak saja memerlukan penegakan hukum yang tegas, tetapi juga harus diantisipasi lewat strategi pencegahan yang lebih ketat.
Reformasi birokrasi saja tidak mampu menangkal atau mempersempit ruang gerak oknum untuk korupsi. Karena itu, pemerintah bersama institusi penegak hukum ditantang merumuskan strategi pencegahan korupsi yang lebih manjur.
Pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang buruk juga menjadi catatan dari 20,6 persen responden. Penguasaan lahan dan pengelolaan tambang oleh pihak-pihak asing merupakan isu yang kerap menerpa pemerintah. Kekayaan alam belum dinikmati secara optimal oleh rakyat Indonesia.
Kurangnya tenaga ahli di bidang sains dan teknologi oleh 15 persen responden dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi. Terkait hal itu, pemerintah perlu secara khusus menggarap aspek ini karena menjadi kunci untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Tantangan politik identitas dalam jajak pendapat ini disuarakan 7,6 persen responden. Proporsinya terbilang kecil, tetapi persoalan ini perlu diatasi serius oleh pemerintah karena terkait langsung dengan sendi kehidupan bernegara.
Peluang
Saat ini, Indonesia sedang menyambut jendela demografi (demographic window) dan Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini akan bermanfaat bagi kemajuan bangsa jika pemangku kepentingan bisa menciptakan peluang positif bagi pembangunan. Jendela demografi harus dijadikan bonus demografi ketimbang kutukan demografi.
Bonus demografi terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia nonproduktif. Di Indonesia, kondisi ini akan mencapai puncaknya dengan 67 persen populasi usia produktif. Momentum itu jadi penting sebagai pijakan untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Banyaknya penduduk berusia produktif tak akan berguna jika mereka tidak siap menghadapi kemajuan teknologi yang begitu cepat. Tantangan yang muncul seiring Revolusi Industri 4.0 harus bisa menjadikan Indonesia sebagai negara pemain ketimbang sekadar pasar industri negara lain.
Di tengah tantangan global yang kian kompleks, publik berharap pembangunan SDM lima tahun ke depan benar-benar tepat sasaran sehingga bonus demografi dan Revolusi Industri 4.0 bisa mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
Publik berharap pembangunan SDM lima tahun ke depan benar-benar tepat sasaran sehingga bonus demografi dan Revolusi Industri 4.0 bisa mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
Strategi pemerintahan Jokowi di periode kedua yang akan menempatkan pembangunan SDM sebagai desain besar pembangunan sebetulnya sejalan dengan dinamika global tersebut. Targetnya adalah menghasilkan SDM yang tangguh, berdaya saing, dan berkreativitas tinggi sehingga mampu bersaing di tingkat internasional dan tidak tertinggal oleh disrupsi teknologi.
Kunci untuk mencapai target pembangunan ini terutama ada pada pemimpin-pemimpin yang jujur, bersih, dan berkomitmen tinggi bagi kemajuan bangsa. Mereka yang akan menggerakkan partisipasi rakyat dalam pembangunan. Tentu dengan semangat mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang tetap berpegang teguh pada jati diri sebagai bangsa majemuk.