Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo di wilayah administrasi Desa Air Hitam, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau, kembali terbakar dalam dua hari terakhir.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo di wilayah administrasi Desa Air Hitam, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau, kembali terbakar dalam dua hari terakhir. Kebakaran kembali terjadi di lahan perambahan yang sepekan sebelumnya telah dipadamkan tim gabungan Manggala Agni, TNI, Polri, dan pemadam dari PT Riau Andalan Pulp and Paper.
”Kebakaran terjadi di lokasi yang pernah terbakar. Kemungkinan disebabkan percikan api dari tunggul kayu yang tidak padam sepenuhnya waktu itu. Suhu udara tinggi dan angin kencang menyebabkan bunga api terbang dan membakar hutan kembali,” kata Halasan Tulus, Kepala Balai Taman Nasional Tessi Nilo (TNTN) yang dihubungi pada Senin (12/8/2019).
Terkait kemungkinan dibakar, Halasan mengatakan, ”Kemungkinan dibakar tetap ada. Namun, kami tidak menemukan pembakarnya. Saat ini api sudah dapat dikendalikan. Mudah-mudahan api segera padam.” Halasan mengaku sudah tiga hari berada di lokasi kebakaran untuk memimpin pemadaman tim Manggala Agni.
Dugaan dibakar itu muncul karena Kompas mendatangi lokasi kebakaran TNTN pada Sabtu (3/8/2019). Saat itu kebakaran diduga karena lahan dibakar perambah yang sedang mempersiapkan lahan tanam baru berdasarkan pola kebakaran yang terjadi. Di lokasi lahan bekas terbakar, Kompas menemukan lahan ditanami batang singkong oleh perambah.
Kompas menemukan lahan langsung ditanami batang singkong oleh perambah.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengungkapkan, kebakaran di TNTN bukan hanya terjadi di Desa Air Hitam. Kebakaran juga ditemukan di Dusun Kuala Renangan, Desa Lubuk Kembang Bunga, yang tidak jauh dari Desa Air Hitam.
”Sebelumnya, kebakaran juga terjadi di Dusun Toro Jaya yang berada di dalam kawasan TNTN. Kami mengirimkan helikopter Mi 8 untuk membantu pemadaman di TNTN,” kata Edwar.
Berdasarkan catatan Kompas, Dusun Kuala Renangan dan Dusun Toro yang berada di wilayah Desa Lubuk Kembang Bunga merupakan salah satu pusat perambahan terbesar di TNTN. Di sana setidaknya bermukim 3.000 keluarga yang sudah memiliki sarana dan prasarana umum, seperti pasar, sekolah, dan rumah ibadah. Bahkan, setiap hari, dua bus dari Medan masuk ke daerah itu untuk mengantar dan mengambil penumpang.
Pada Senin, Kota Pekanbaru dan beberapa daerah lain, seperti Siak dan Mandau (Bengkalis), diguyur hujan. Sayangnya hujan belum mampu memadamkan api di lapangan.
Edwar menambahkan, pada Senin petang ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo akan tiba di Pekanbaru. Empat petinggi negara yang berkaitan dengan tugas penanggulangan dan pencegahan kebakaran lahan dan hutan itu akan melihat langsung kondisi kebakaran di Riau.
”Rencananya rombongan Panglima TNI dan Kapolri akan meninjau lokasi kebakaran. Salah satunya di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan. Kalau kondisi kebakaran belum juga mampu dikendalikan, kemungkinan TNI/Polri akan menambah pasukan ke Riau,” kata Edwar.
Kebakaran di Desa Sering sudah berlangsung dua pekan. Pada Minggu (4/8/2019) pekan lalu, Kompas melihat lokasi kebakaran yang sangat luas di desa itu. Kebakaran diperkirakan sudah melahap lahan semak belukar dan kebun kelapa sawit warga seluas lebih dari 100 hektar.
Pada Sabtu (3/8/2019) sore, alat berat PT Riau Andalan Pulp and Paper sudah berhasil membuat parit dangkal untuk menyekat lokasi kebakaran. Namun, pada Minggu pagi, api sudah melompati sekat bakar dan membakar wilayah baru. Kebakaran di lokasi baru itu belum dapat dikendalikan.
Pada Senin, kata Edwar, hampir 200 personel gabungan dari TNI, Polri, PT Riau Andalan Pulp and Paper, PT Asian Agri, Satpol PP Pelalawan, dan masyarakat menggempur lokasi kebakaran di Desa Sering. ”Kami juga menurunkan dua helikopter jenis Sikorsky dan Mi 8 untuk membantu pemadaman di Desa Sering. Semoga hari ini api dapat dikendalikan,” kata Edwar.