HONG KONG, MINGGU Ribuan pengunjuk rasa di Hong Kong kembali menggelar aksi pada Minggu (11/8/2019). Mereka menentang larangan polisi terkait pawai di wilayah yang dikuasai China dan melanjutkan demonstrasi akhir pekan yang diwarnai kerusuhan setelah polisi menembakkan gas air mata.
Protes antipemerintah terjadi di berbagai lokasi di pusat keuangan Asia itu, termasuk di bandara internasional kota itu untuk hari ketiga. Demonstrasi yang semakin keras telah menjerumuskan Hong Kong ke dalam krisis politiknya yang paling serius dalam beberapa dekade.
Hal itu pun menghadirkan tantangan serius bagi pemerintah pusat di Beijing yang telah mengambil garis pilihan yang semakin sulit. Di sisi lain, perekonomian Hong Kong sebagai pusat keuangan di Asia dipertaruhkan.
Pada Minggu sore terlihat lebih dari 1.000 demonstran berpakaian hitam dengan damai mengerumuni kawasan kedatangan bandara. Mereka berteriak, ”Bebaskan Hong Kong, Revolusi di Zaman Kita”.
Di Victoria Park, ribuan orang, termasuk para orang tua dan keluarga dengan anak-anak, di tengah terik menuntut pihak berwenang mendengarkan tuntutan publik. Tuntutan utama mereka adalah penyelidikan independen terhadap penanganan krisis pemerintah, termasuk kebrutalan polisi.
Polisi menyatakan, pihak aparat telah menangkap 16 orang pada hari Sabtu. Tuduhan diarahkan kepada para demonstran, termasuk upaya perakitan dan kepemilikan senjata. Pihak berwenang telah menangkap lebih dari 600 orang sejak demonstrasi mulai digelar pada Juni lalu.
”Tetapi, target utama kami jelas pemerintah. Mereka tidak menanggapi permintaan kami,” kata Jason Liu, seorang pemrotes berusia 29 tahun.
Beijing tak diam
Pemerintah China mengatakan, pemerintah pusat tidak akan duduk diam dan membiarkan situasi berlanjut. Beijing disebut telah mendesak maskapai penerbangan andalan kota itu, Cathay Pacific, untuk melarang staf yang terlibat dalam demonstrasi itu.
Maskapai itu mengatakan kepada staf pada Sabtu lalu, mereka akan melarang karyawan yang ”terlalu radikal” dari tugas penerbangan. Seorang pilot telah dibebastugaskan karena terlibat dalam protes.