logo Kompas.id
Kisah Tol Rajamandala
Iklan

Kisah Tol Rajamandala

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oBc3qVJFW-gwVQL17dSSVF5H65A=/1024x692/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FJALAN-RAJAMANDALA1-05_1565650790.jpg
Kompas

Dengan medan berkelok-kelok, sempit, naik turun dan sering longsor, jalan Rajamandala di Kabupaten Bandung sebagai poros jalan utama Bandung - Cianjur dijuluki kawasan "black spot". Karena, jalan itu rawan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Saat ini sebagai upaya mengurangi kerawanan itu, badan jalan sedang diperlebar dengan cara memapas tebing di sisi jalan. Ini merupakan pilihan satu-satunya. Karena jalan alternatif lainnya yaitu jalan tembus Padalarang - Cirata - Cianjur di utara jalan raya ini kondisinya lebih parah, terjal dan memutar sekitar 60 km menembus pegunungan. Foto ini dimuat di Kompas edisi 12  Juni 1992.

Perjalanan dari Bandung menuju Jakarta dan sebaliknya pada akhir 1970-an hanya bisa lewat Cianjur-Puncak atau memutar lewat Purwakarta-Cikampek. Jalan Tol Jagorawi belum ada, sedangkan Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi) juga belum dibangun.

Jalan Cianjur-Puncak menjadi favorit karena jaraknya lebih dekat dan pemandangannya sangat indah, terutama di sekitar perkebunan teh Puncak. Namun, kendalanya, pada ruas itu hanya tersedia jembatan sempit selebar tiga meter yang melintasi Sungai Citarum, sungai terbesar di Jawa Barat. Jembatan itu hanya bisa dilintasi satu kendaraan secara bergantian dari arah berlawanan.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000