Pemegang rekor penampilan terbanyak untuk tim nasional Belanda, Wesley Sneijder, mengumumkan gantung sepatu pada Senin (12/8/2019). Selepas pensiun, Sneijder memilih untuk mengurus bisnis di klub kampung halamannya, FC Utrecht.
Oleh
Prayogo Dwi Sulistyo
·3 menit baca
UTRECHT, SELASA — Pemegang rekor penampilan terbanyak untuk tim nasional Belanda, Wesley Sneijder, mengumumkan gantung sepatu pada Senin (12/8/2019). Selepas pensiun, Sneijder memilih untuk mengurus bisnis di klub kampung halamannya, FC Utrecht.
Sneijder lahir di Utrecht, 35 tahun yang lalu. Namun, ia tidak pernah bermain untuk FC Utrecht. Kini, ia mengabdikan diri untuk kota kelahirannya tersebut.
”Koneksi saya ke kota ini besar. Sekarang saya sudah pensiun dari sepak bola, saya ingin tempat yang bagus untuk berbagi kenangan,” ujar Sneijder melalui saluran YouTube FC Utrecht.
Sneijder merupakan produk akademi Ajax Amsterdam yang lolos ke tim senior pada 2002. Kecemerlangan Sneijder tidak lepas dari kontribusi Danny Blind yang saat itu melatih tim yunior. Ia merekomendasikan Sneijder kepada Ronald Koeman untuk mengisi kokosongan di tim senior selama krisis akibat banyaknya pemain Ajax yang cedera.
Ia bermain sebanyak 17 kali pada musim debutnya. Pada 2003, Sneijder menjalani debut untuk tim nasional Belanda pada usia 18 tahun 10 bulan 21 hari.
Sneijder merupakan pemegang rekor pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda. Ia telah bermain sebanyak 134 kali untuk Tim Oranye dengan raihan 30 gol. Sneijder mengungguli kiper Edwin van der Sar dengan catatan 4 penampilan lebih banyak.
Puncak kariernya di tim nasional, yakni saat membawa Belanda ke final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Ia gagal mengangkat trofi setelah Belanda kalah dari Spanyol melalui gol Andres Iniesta pada waktu tambahan. Dalam turnamen tersebut, Sneijder meraih bola perak sebagai pemain terbaik kedua. Bola emas turnamen diraih oleh pemain Uruguay, Diego Forlan.
Empat tahun kemudian di Brasil, ia membawa Belanda meraih peringkat ketiga setelah mengalahkan tuan rumah Brasil dengan skor 3-0. Pada semifinal, Belanda kalah adu penalti melawan Argentina.
Prestasi Sneijder pada Piala Dunia 2010 menggenapi penampilan gemilangnya di level klub. Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut menjadi bagian penting dari sejarah Inter Milan saat meraih tiga gelar dalam semusim di bawah asuhan Jose Mourinho.
Bersama pelatih yang terkenal arogan tersebut, ia meraih gelar juara Liga Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions. Sneijder diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan Mourinho. Pelatih asal Portugal tersebut sangat paham dengan kondisi Sneijder.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 10 tersebut memiliki tendangan jarak jauh yang mematikan. Ia juga kreatif dalam membangun serangan dan menciptakan peluang.
Meskipun tingginya hanya 170 sentimeter dan terhitung pendek untuk ukuran orang Eropa, Sneijder memiliki keseimbangan yang sangat baik. Ia lihai saat menggiring bola dan memiliki umpan yang akurat. Sneijder mampu menggunakan kedua kakinya dengan sama baiknya.
Selain berposisi sebagai gelandang serang, Sneijder juga dapat beroperasi sebagai penyerang bayangan dan pemain sayap. Kelemahannya ada pada kemampuan bertahan dan rentan cedera.
Masalah cedera lutut membuat penampilannya menurun. Pada musim 2012/2013, Sneijder hanya bermain lima kali di Liga Italia sehingga ia hengkang ke Galatasary. Di klub Turki tersebut, Sneijder masih mampu meraih beberapa trofi.
Selain Ajax, Inter Milan, dan Galatasaray, Sneijder pernah berkarier di Real Madrid, OGC Nice, dan Al Gharafa. Di Ajax, Sneijder dua kali juara Liga Belanda dan Piala Belanda, serta satu kali Piala Super Belanda.
Di Real Madrid, Sneijder meraih satu kali Juara Liga Spanyol dan Piala Super Spanyol. Di Inter Milan, selain meraih tiga gelar pada musim 2009/2010, ia juga memperoleh satu kali juara Piala Super Italia dan Piala Italia pada 2010/2011. Di Galatasaray, Sneijder meraih 2 kali juara Liga Turki, 3 kali Piala Turki, dan 3 kali Piala Super Turki. (AFP)