Badan Narkotika Nasional Aceh merangkul badan usaha milik negara mendukung program pembangunan alternatif penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Aceh.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Badan Narkotika Nasional Aceh merangkul badan usaha milik negara mendukung program pembangunan alternatif penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Aceh. Dukungan itu berupa penyaluran dana sosial dan pendampingan kegiatan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Aceh Faisal Abdul Naser dalam pertemuan dengan Deputi Bisnis Pegadaian Aceh Ferry Hariawan, di Aceh, Rabu (14/8/2019), menuturkan, perusahaan yang menyatakan komitmennya membantu program itu adalah Pegadaian, Japfa, Perusahaan Listrik Negara, Perusahaan Perkebunan Negara I, dan Adi Karya.
Faisal mengatakan, keterlibatan badan usaha milik negara (BUMN) akan memperkuat pendanaan dan pendampingan terhadap program pembangunan alternatif yang dirancang BNN. Pembangunan alternatif adalah program BNN untuk membangun ekonomi warga yang berada di daerah rawan penyalahgunaan narkoba.
Di Aceh, program ini baru diterapkan di tiga kabupaten, yakni Lamteuba (Aceh Besar), Peudada (Bireuen), dan Agusen (Gayo Lues). Ketiga kawasan dikenal sebagai penghasil ganja.
Lahan-lahan bekas tanaman ganja ditanami palawijaya, seperti jagung, kopi, dan kunyit. Dengan adanya program ini, kami berharap warga tidak lagi menanam ganja.
”Lahan-lahan bekas tanaman ganja ditanami palawijaya, seperti jagung, kopi, dan kunyit. Dengan adanya program ini, kami berharap warga tidak lagi menanam ganja,” kata Faisal.
Faisal menambahkan, keterlibatan BUMN akan memperkuat program tersebut. Dia mencontohkan, PT Japfa sebagai perusahaan penyedia pakan ternak telah berkomitmen menyerap jagung hasil panen petani yang tergabung dalam program tersebut. Saat ini, lahan seluas 20 hektar di Peudada, Bireuen, telah ditanami jagung.
”Selama ini, petani tidak menanam jagung karena tidak ada jaminan pasar. Ketika pemerintah melalui BUMN hadir, petani semakin serius menanam jagung,” ujar Faisal.
Sementara di Agusen, Gayo Lues, bekas lahan ganja ditanami kopi. Usia kopi sudah setahun, kemungkinan satu tahun lagi sudah mulai berbuah. Faisal mengajak BUMN untuk terlibat nyata membantu pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui pemberdayaan ekonomi warga. Saat ini, sekitar 500 warga terlibat dalam program pembangunan alternatif.
Faisal mengatakan, kini ada 73.000 warga Aceh yang menggunakan narkoba. Faisal khawatir jika tidak dicegah dari sekarang pengguna akan meningkat. ”Kami (BNN Aceh) akan duduk dengan perwakilan 47 BUMN di Aceh untuk mengajak mereka terlibat dalam program besar ini,” kata Faisal.
Deputi Bisnis Pegadaian Aceh Ferry Hariawan menuturkan, pihaknya akan membantu program pembangunan alternatif yang dirancang BNN dengan menyalurkan dana sosial. Selain itu, kata Ferry, Pegadaian Aceh juga akan membantu program rehabilitasi pengguna narkoba.
”Kami ingin terlibat dalam program pencegahan penyalahgunaan narkoba. Kami tidak ingin generasi kita masa depannya hancur karena narkoba,” kata Ferry.
Ferry, juga Sekretaris Forum Komunikasi BUMN Aceh mengatakan, akan mengajak BUMN lainnya mendukung program BNN. Dia yakin BMUN di Aceh ingin terlibat mencegah penyalahgunaan narkoba.
Direktur Corporate Affairs PT Japfa Comfeed Indonesia Rachmat Indrajaya mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya BNN mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan warga Aceh. Selain menampung hasil panen petani, Japfa juga akan membina petani dan membantu kebutuhan kelancaran bertani.
”Panen jagung kami beli untuk kami olah jadi pakan ternak. Kami siap menampung berapa pun hasilnya,” kata Rachmat.
Selain bermitra dengan petani jagung, kata Rachmat, saat ini Japfa juga memiliki peternak binaan di Aceh sebanyak 400 orang. Perusahaan itu juga berharap melalui program tersebut peternak ayam yang bermitra semakin banyak.
”Kami berharap dengan adanya kerja sama ini dapat mendorong pihak-pihak lain untuk dapat mendukung dan berpartisipasi,” kata Rachmat.