MEKKAH, KOMPAS — Hari tasyrik kedua, Selasa (13/8/2019), tempat melempar jumrah di Mina sudah dipadati jemaah haji sejak pagi hari. Sekitar 120.000 anggota jemaah haji Indonesia yang memilih nafar awal mulai berangsur meninggalkan tenda-tenda maktab di Mina pada pukul 07.00 waktu setempat menuju ke pemondokan mereka di Mekkah setelah melempar jumrah.
Nafar adalah keberangkatan jemaah haji meninggalkan Mina pada hari-hari tasyrik. Kemarin adalah hari terakhir di Mina bagi jemaah yang memilih nafar awal. Mereka harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam setelah terlebih dahulu melempar tiga jumrah. Sementara mereka yang memilih nafar sani baru akan meninggalkan Mina pada hari tasyrik ketiga setelah melempar tiga jumrah, Rabu (14/8).
Jemaah meninggalkan
Mina menggunakan bus dengan proses penjemputan seperti saat kedatangan. Perpindahan jemaah dari Mina ke pemondokan atau hotel tempat mereka menginap berjalan lancar meski tersendat karena jalan dipenuhi pejalan kaki.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang juga amirulhaj, menjelaskan, kegiatan melempar jumrah bagi jemaah yang mengambil nafar awal ini tidak mengalami kendala meskipun sehari sebelumnya Mina diguyur hujan lebat dan terjadi pemadaman listrik.
”Hujan lebat yang menyebabkan beberapa tenda di maktab mengalami pemadaman listrik tidak mengganggu ibadah lempar jumrah,” kata Menag.
Jemaah yang tinggal tak jauh dari Mina, terutama di kawasan Aziziyah, memilih berjalan kaki melintasi Jamarat (tempat melempar jumrah). Di maktab yang dihuni jemaah haji khusus yang letaknya tak jauh dari Jamarat, sebagian besar jemaah sudah meninggalkan tenda sejak pagi hari.
KH Ahmad Imam Mawardi, pembimbing jemaah haji khusus dari Kanomas Tour and Travel, menjelaskan, nafar awal ataupun nafar sani adalah pilihan yang sama. ”Jemaah memilih nafar awal karena berbagai pertimbangan. Beberapa karena merasa kelelahan atau ingin meluangkan waktu untuk fokus pada kegiatan berikutnya. Ada juga karena ingin segera pulang atau alasan personal lainnya,” kata Ahmad.
Hujan di Mina
Berbeda dari sehari sebelumnya, cuaca di Mekkah dan sekitarnya lebih cerah pada Selasa meskipun berawan. Tiga hari berturut-turut turun hujan pada sore sejak hari wukuf di Arafah, Sabtu (10/8).
Hujan yang mengguyur Mina selama hampir satu jam pada Senin sempat menghentikan langkah jemaah menuju Jamarat. Saat hujan reda, jalan-jalan menuju Jamarat langsung dipadati jemaah yang bergegas untuk melempar jumrah.
Tenda-tenda digenangi air, tetapi segera surut kembali setelah hujan reda. Listrik sempat dipadamkan karena dikhawatirkan terjadi hubungan pendek arus listrik akibat basah. Penyediaan makan malam untuk jemaah di tenda tidak terganggu, kecuali tidak tersedia air panas untuk menyeduh teh atau kopi.
Kepala Satuan Operasional Arafah-Muzdalifah-Mina Jaetul Muchlis mengatakan, kondisi di tenda jemaah saat hujan masih terkendali. ”Petugas langsung disiagakan di pos masing-masing untuk memastikan kondisi aman dan layanan jemaah berjalan sebagaimana biasanya,” katanya.