Sosialisasi Sejarah Pepera Papua Penting Bagi Pelajar
›
Sosialisasi Sejarah Pepera...
Iklan
Sosialisasi Sejarah Pepera Papua Penting Bagi Pelajar
Organisasi Barisan Merah Putih RI Papua memberikan sosialisasi tentang sejarah Penentuan Pendapat Rakyat Papua bagi ratusan pelajar di Kota Jayapura pada Rabu (14/8/2019).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Organisasi Barisan Merah Putih RI Papua memberikan sosialisasi tentang sejarah Penentuan Pendapat Rakyat Papua bagi ratusan pelajar di Kota Jayapura pada Rabu (14/8/2019). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan rasa nasionalisme dan membendung sikap separatisme yang rawan di kalangan pemuda.
Ketua Umum Barisan Merah Putih RI Papua Ramses Ohee memberikan sosialisasi tentang sejarah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) bagi 150 pelajar SMP hingga SMA di Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Ramses mengatakan, banyak anak dan pemuda di Papua yang belum mengetahui sejarah Pepera dengan lengkap. Akibatnya, mereka rawan terjerumus dengan aksi yang berbau separatis.
Ia memaparkan, Pepera terlaksana di delapan kabupaten kala itu. Kegiatan ini dimulai di Kabupaten Merauke pada 14 Juli 1969 dan berakhir di Jayapura pada 2 Agustus 1969. Hasil dari Pepera ini kemudian diserahkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian disahkan Papua menjadi bagian dari NKRI di New York, Amerika Serikat, pada 19 November 1969.
"Sebanyak 1.026 perwakilan warga yang melaksanakan Pepera sesuai dengan kehendak dan komitmen untuk bergabung ke dalam Indonesia. Tidak ada paksaan sama sekali," ujar Ramses.
Ramses menuturkan, tujuan pelaksanaan sosialisasi sejarah Pepera untuk meningkatkan rasa kecintaan para pelajar di Papua terhadap NKRI sejak dini dan juga menyambut Hari Kemerdekaan ke-74 RI.
Ia pun berharap pemerintah pusat tak hanya fokus membantu infrastruktur di Papua, tapi juga fokus untuk membangun sumber daya manusia, khususnya para pelajar di Papua. "Saya berharap pemerintah memberdayakan para pemuda untuk mendapatkan kesempatan pendidikan dan kerja yang layak. Selama ini hal tersebut yang masih kurang terasa," ungkap Ramses.
Boris Giyai (17), pelajar SMK Negeri 3 Jayapura, mengaku, dirinya akhirnya bisa mengetahui sejarah Pepera dengan lengkap setelah mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.
"Banyak teman-teman saya yang selalu berbicara tentang Papua merdeka. Padahal, masyarakat Papua sudah menyatakan bergabung dalam NKRI melalui Pepera," tutur Boris.