Kasus listrik mati secara luas di Jawa sudah berlalu. Dalam satu minggu ini, belum ditemukan penyebab pasti listrik mati karena masih dalam investigasi, baik oleh PT PLN maupun institusi lain, seperti kepolisian.
Oleh
FERRY SANTOSO
·3 menit baca
Kasus listrik mati secara luas di Jawa sudah berlalu. Dalam satu minggu ini, belum ditemukan penyebab pasti listrik mati karena masih dalam investigasi, baik oleh PT PLN maupun institusi lain, seperti kepolisian.
Namun, penyebab listrik mati itu juga disebut-sebut terkait atau diduga terkait dengan keberadaan pohon sengon yang menjulang tinggi di daerah Semarang.
Bagaimana hubungan kausalitas pohon sengon dengan listrik mati juga belum begitu terang benderang. Meskipun demikian, setidaknya, di balik penyebab pohon sengon itu, banyak pelajaran yang sebenarnya dapat dipetik, terutama oleh PT PLN. Bagaimana sebenarnya kinerja tata kelola ketenagalistrikan PLN sebagai perusahaan BUMN di bidang usaha infrastruktur strategis kelistrikan dari hulu sampai hilir.
Keberadaan pohon sengon di bawah menara SUTET yang diduga terkait dengan listrik mati itu menunjukkan kinerja pengawasan sistem jaringan transmisi memang belum maksimal. Mungkin, PLN memiliki sistem pengawasan terhadap potensi gangguan di area di bawah menara SUTET.
Namun, sejauh mana sistem pengawasan jaringan transmisi sepanjang ribuan kilometer di seluruh Indonesia berjalan efektif dan konsisten? Jika ditemukan potensi gangguan, apakah PLN melakukan langkah-langkah pencegahan, misalnya memotong pohon yang sudah menjulang tinggi?
Aspek pemeliharaan dan pengawasan terhadap pembangkit listrik, gardu, jaringan transmisi, dan jaringan distribusi sangat penting. Gangguan pada pembangkit, jaringan transmisi, ataupun distribusi yang mengakibatkan listrik mati secara meluas tidak hanya berdampak secara ekonomi, sosial kemasyarakatan, tetapi juga berisiko terhadap gangguan keamanan nasional.
Tata kelola ketenagalistrikan memang tidak hanya terkait dengan masalah manajemen pemeliharaan dan pengawasan terhadap aset pembangkit, gardu, jaringan transmisi, dan distribusi, tetapi juga terkait dengan aspek perencanaan, pengadaan, dan pengoperasian.
Kasus-kasus korupsi yang selama ini menjerat manajemen PT PLN juga dapat menunjukkan sejauh mana kualitas tata kelola ketenagalistrikan, terutama pengadaan barang di PLN, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kualitas suatu proyek atau barang dan kualitas layanan pada masyarakat.
Kasus listrik padam di Jawa pada awal Agustus itu harus menjadi momentum untuk membenahi sistem dan manajemen ketenagalistrikan nasional, dari hulu sampai hilir. Kualitas sumber daya manusia yang kompeten, profesional, dan berintegritas harus selalu menjadi acuan yang tak bisa ditawar-tawar dalam mengelola dan mengusahakan infrastruktur publik yang strategis, baik di tingkat direksi maupun jajaran di bawah direksi.
Teguran Presiden Joko Widodo terhadap manajemen PT PLN dalam kasus listrik mati itu harus menjadi cambuk untuk melakukan pembenahan dan perbaikan terus-menerus secara konsisten di segala lini, termasuk langkah darurat jika kasus serupa terjadi.
Tanpa perbaikan dan peningkatan mutu tata kelola ketenagalistrikan, baik dari perencanaan, pengadaan barang, pengoperasian, pemeliharaan, maupun antisipasi langkah darurat, tak menutup kemungkinan hal serupa dapat terjadi lagi meskipun saat ini listrik sudah kembali bernyala setelah mati berjam-jam pada hari Minggu itu.