Pertumbuhan industri bisa menjembatani peningkatan konsumsi masyarakat. Dalam perekonomian Indonesia, konsumsi rumah tangga menjadi penopang.
Industri mampu menyediakan lapangan pekerjaan sehingga masyarakat bisa memiliki pendapatan.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO /ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan industri bisa menjembatani peningkatan konsumsi masyarakat. Dalam perekonomian Indonesia, konsumsi rumah tangga menjadi penopang.
Industri mampu menyediakan lapangan pekerjaan sehingga masyarakat bisa memiliki pendapatan.
Pada triwulan II-2019, peran konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 55,79 persen. Peran ini sedikit berkurang daripada triwulan I-2019 yang 56,81 persen.
Peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia TM Zakir Machmud menuturkan, secara sederhana, orang berbelanja ketika ada uang dan harga barang murah.
”Tanpa kedua faktor ini, konsumsi tidak terjadi,” ujar Zakir, Rabu (14/8/2019).
Oleh karena itu, lanjut Zakir, pemerintah harus memastikan masyarakat mempunyai uang atau pendapatan dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga mesti memastikan kenaikan harga barang atau tingkat inflasi rendah agar terjangkau masyarakat.
Menurut Zakir, pemerintah bisa mengambil satu kebijakan yang dapat mengatasi kedua hal itu sekaligus. Kebijakan tersebut, antara lain, mendorong pertumbuhan sektor industri. Dengan industri yang maju, lapangan kerja tersedia.
Pada triwulan II-2019, realisasi investasi menyerap 255.314 tenaga kerja. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, jumlah itu terdiri dari 141.153 tenaga kerja yang diserap penanaman modal dalam negeri dan 114.161 tenaga kerja yang diserap penanaman modal asing.
Pesta diskon
Peningkatan konsumsi rumah tangga untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dilakukan lewat ”Indonesia Great Sale”.
Dalam kegiatan kerja sama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ini, masyarakat bisa menikmati diskon hingga 74 persen di 321 mal dan pusat perbelanjaan pada 14-25 Agustus 2019. Secara keseluruhan, sebanyak 40.000 toko ritel anggota Aprindo juga ikut serta.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang hadir dalam peresmian Indonesia Great Sale di Mal Tangcity, Tangerang, Banten, Rabu, menyampaikan, pesta diskon itu akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.
”Di tengah ketidakpastian perekonomian global dan makro, konsumsi rumah tangga masih cukup kuat menopang ekonomi nasional. Untuk itu, kita perlu menjaga daya beli masyarakat, termasuk dengan melakukan Indonesia Great Sale ini,” ujarnya.
Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan menambahkan, kegiatan ini merupakan momentum untuk menyatukan kesuksesan pesta diskon yang biasa diadakan sejumlah daerah.
Adapun Ketua Umum Dewan Perwakilan Pusat Aprindo Roy Mandey berharap kegiatan ini dapat meningkatkan transaksi ritel hingga 20 persen. ”Kami menargetkan transaksi lebih dari Rp 32 triliun selama penyelenggaraan acara ini,” kata Roy. (CAS/ERK)