Pasca-penggabungan usaha atau merger, nilai aset Bank BTPN pada semester I-2019 meningkat 87 persen menjadi Rp 187 triliun. Strategi korporasi akan difokuskan untuk menjaga kelancaran integrasi operasional dan mengembangkan produk-produk digital.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasca-penggabungan usaha atau merger, nilai aset Bank BTPN pada semester I-2019 meningkat 87 persen menjadi Rp 187 triliun. Strategi korporasi akan difokuskan untuk menjaga kelancaran integrasi operasional dan mengembangkan produk-produk digital.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati mengatakan, keunggulan bisnis PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia akan tetap dipertahankan meski resmi bergabung pada 1 Februari 2019. Oleh karena itu, kelancaran integrasi operasional menjadi fokus utama saat ini.
Salah satu keunggulan BTPN yang akan dipertahankan adalah layanan bagi segmen mass market, terutama kaum muda dan kelompok produktif. Adapun Bank Sumitomo unggul dalam pembiayaan proyek infrastruktur, misalnya di bidang energi dan industri. Bank Sumitomo juga cukup berpengalaman dalam sindikasi perbankan untuk pembiayaan proyek.
”Pascamerger, kami sangat memperhatikan kualitas pembiayaan dan segmen nasabah yang dilayani,” kata Ongki dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Penggabungan usaha juga mendongkrak posisi kredit Bank BTPN. Penyaluran kredit per Juni 2019 mencapai Rp 143,4 triliun atau tumbuh 112 persen secara tahunan (year on year). Kenaikan penyaluran kredit diimbangi rasio kredit macet (nonperforming loan/NPL) gross relatif rendah sebesar 0,8 persen.
Penyaluran kredit per Juni 2019 mencapai Rp 143,4 triliun atau tumbuh 112 persen secara tahunan (year on year).
Ongki mengatakan, pertumbuhan kredit ditopang pembiayaan korporasi, usaha kecil dan menengah, konsumer, serta prasejahtera produktif melalui anak usaha BTPN Syariah. Selain melayani bisnis yang ada, Bank BTPN juga mengembangkan segmen korporasi dengan berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi.
”Sindikasi untuk pembiayaan proyek infrastruktur dan energi, perdagangan, dan otomotif. Ini komitemen untuk menggerakkan sektor riil dan pertumbuhan ekonomi,” kata Ongki.
Laju pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan pendanaan meningkatkan rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR) maupun rasio pembiayaan terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR). Meski demikian, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dinilai aman sekitar 23,3 persen.
Ongki menuturkan, Bank BTPN akan mencari sumber-sumber pendanaan baru selain deposito. Salah satu strategi yang sedang dimatangkan adalah penerbitan obligasi berkelanjutan atau pendanaan bilateral. Meski demikian, penerbitan obligasi masih mempertimbangkan kondisi pasar dan suku bunga.
Terkait pelepasan saham, Direktur Kepatuhan dan Legal Bank BTPN Dini Herdini menambahkan, BTPN meminta Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menjual kembali saham ke publik sebesar 4,84 persen untuk memenuhi ketentuan minimum pelepasan saham 7,5 persen. Penjualan saham dilakukan secara langsung tidak melalui bursa.
”Saat ini mereka (SMBC) sudah menyiapkan perjanjian jual beli saham yang transaksinya akan selesai pertengahan Agustus,” kata Dini.
Keunggulan digital
Ongki menambahkan, Bank BTPN akan tetap mempertahankan daya tarik di bidang pengembangan teknologi pasca-penggabungan usaha. Selama ini, BTPN memiliki keunikan sebagai perbankan paling inovatif dan adaptif terhadap perubahan teknologi digital. Selain layanan Jenius, ada beberapa produk digital lain yang juga sedang dikembangkan.
Total pengguna Jenius per Juni 2019 mencapai 1,6 juta nasabah atau meningkat 130 persen dibandingkan Juni 2018. Jenius memperkenalkan gaya baru dalam akses perbankan yang direspons positif oleh pasar. Menilik perkembangan Jenius dan pertumbuhan ekonomi digital, Bank BTPN akan konsisten menggunakan platform digital dalam strategi bisnis masa depan.
”Inti pengembangan produk digital adalah mengurangi ketergantungan nasabah terhadap kantor cabang,” kata Ongki.
Deputy Head of Digital Banking Bank BTPN Irwan Sutjipto Tisnabudi menambahkan, layanan Jenius tidak hanya digemari kaum muda, tetapi juga hampir semua kelompok usia produktif. Dalam enam bulan terakhir ada sejumlah inovasi layanan Jenius, antara lain fitur Jenius keyboard, video call, laporan pajak, dan transaksi valuta asing.