China Tunjukkan Kesiapan
China makin kerap unjuk kekuatan di Shenzen. Walakin, sebagian pihak yakin gelar pasukan hanya propaganda.
HONG KONG, KAMIS —Kesabaran China atas unjuk rasa di Hong Kong semakin menipis. Setelah 2,5 bulan tidak ada tanda unjuk rasa akan berakhir, China menunjukkan tanda siap mengirim pasukan ke Hong Kong.
Tanda terakhir berupa latihan tentara di Shenzen, Kamis (15/8/2019). Di provinsi China yang bersebelahan dengan Hong Kong itu, ratusan tentara yang melakukan tugas kepolisian (gendarmerie) terlihat berlatih baris-berbaris di dalam salah satu stadion. Di luar stadion terlihat ratusan kendaraan tentara China. Mobil meriam air, pengangkut pasukan, hingga pengangkut amunisi dan senjata terlihat di sekitar stadion yang menjadi lokasi latihan unit yang dikenal sebagai PAP itu.
”Baru sekarang saya melihat latihan sebesar ini. Sebelumnya ada latihan dan biasanya melibatkan polisi lalu lintas. Teman-teman saya menyebut ini semua gara-gara Hong Kong,” kata Yang Ying, salah seorang pekerja di sekitar lokasi latihan.
Sebelumnya, Beijing telah menggelar latihan pengendalian kerusuhan oleh polisi di Shenzen. Global Times, media yang dikelola Partai Komunis China, malah menyiarkan video orang-orang bersenjata berkeliling Shenzen. Global Times menyebut orang-orang itu adalah PAP dan terlibat dalam latihan di Shenzen, Kamis kemarin. ”Ini pesan jelas kepada perusuh di Hong Kong”, tulis editor Global Times, Hu Xijin, di media sosial.
Hu menyebut kehadiran PAP di Shenzen sebagai tanda Beijing bersiap mengintervensi Hong Kong. ”Jika mereka (pengunjuk rasa) tidak mundur dari jurang dan terus mendorong mendekati situasi kritis, kekuatan negara akan masuk Hong Kong kapan saja”, tulisnya.
Hanya propaganda
Para diplomat di Hong Kong meyakini para pemimpin China sadar dampak pengerahan pasukan ke Hong Kong. Langkah itu sama saja menggerus kepercayaan internasional pada slogan Satu Negara Dua Sistem. Model itu memungkinkan Hong Kong bisa menjadi salah satu pusat keuangan global. ”Kami menyaksikan peningkatan ketegangan dan hal yang seperti dirancang sebagai pesan baik kepada Hong Kong dan dataran utama. Akan tetapi, kami yakin semua masih di tataran propaganda,” kata salah seorang diplomat yang menolak diungkap namanya.
Analis di International Institute of Strategic Studies yang berbasis di Singapura, Alexander Neill, juga berpendapat senada. Pengerahan pasukan di Shenzen hanya propaganda untuk ukuran sekarang. Butuh situasi lebih serius untuk bisa memicu Beijing mengirim pasukan ke Hong Kong. Situasi itu bisa saja penculikan atau pembunuhan pejabat China di Hong Kong, pemerintah kehilangan kendali terhadap polisi, atau sejumlah pendudukan kantor utama. ”Masih sangat jauh dari situasi seperti itu,” katanya.
Meski demikian, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan amat prihatin terhadap laporan polisi berkumpul di dekat perbatasan Shenzen-Hong Kong. Kemlu AS meminta Pemerintah Hong Kong menghormati kebebasan berpendapat. Sementara Presiden AS Donald Trump meminta Beijing menghadapi unjuk rasa Hong Kong secara manusiawi.
(AFP/REUTERS/RAZ)