Kisah Kakak Beradik Bernama Republik, Indonesia, dan Merdeka
›
Kisah Kakak Beradik Bernama...
Iklan
Kisah Kakak Beradik Bernama Republik, Indonesia, dan Merdeka
Banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada Tanah Air. Asep Sutiyo (45), warga Desa Karang Sari, Jati Agung, Lampung Selatan, memiliki cara unik. Dia memberi nama ketiga anaknya dengan nama depan Republik, Indonesia, dan Merdeka.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada Tanah Air. Asep Sutiyo (45), warga Desa Karang Sari, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, memiliki cara yang unik. Dia memberi nama ketiga anaknya dengan nama depan Republik, Indonesia, dan Merdeka.
Sekilas, tak ada yang berbeda dengan nama panggilan anak-anak pasangan Asep dan Sri Rundayani (39) ini. Anak kedua mereka yang berusia 14 tahun akrab disapa Indo. Ternyata, nama lengkap remaja putri itu adalah Indonesia Maya Alysiana. Saat ini, Indo duduk di bangku Kelas VIII MTs As-syifa, Jati Agung.
Sementara nama anak ketiga mereka kerap disapa Deka. Ternyata, nama lengkapnya adalah Merdeka Oktarinaya Husna (8). Saat ini, bocah perempuan itu masih duduk di Kelas II MI Nurul Islam, Jati Agung. Adapun nama anak keempat Asep adalah Republik Ilham Samudera. Bayi laki-laki itu masih berusia sembilan bulan.
Jika digabungkan, nama depan ketiga anak Asep menjadi sebuah frasa, ”Republik Indonesia Merdeka”. Nama unik ini sengaja dia sematkan untuk anak-anaknya. Selain bentuk kecintaan Asep pada Indonesia, juga terselip doa dan harapan agar kelak anak-anaknya menjadi generasi yang mencintai Tanah Air.
Nama depan ketiga anak Asep menjadi sebuah frasa, ”Republik Indonesia Merdeka”.
”Saya pernah tanya kenapa Abah (Bapak) memberi nama saya Indonesia? Jawabannya karena Abah cinta Tanah Air. Saya sendiri senang dengan nama ini,” kata Indo saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (14/8/2019).
Sampai saat ini, Indo berusaha mewujudkan harapan orangtuanya untuk menjadi anak yang berbakti dan mencintai Tanah Air. Di sekolah, Indo aktif dalam kegiatan paskibra.
Saat ditemui pada Rabu siang, remaja putri itu baru saja pulang dari latihan baris-berbaris di sekolahnya. Indo sedang bersiap menjadi pasukan pengibar bendera saat upacara Peringatan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2019 di sekolahnya.
Awalnya, banyak orang yang merasa aneh saat mendengar namanya untuk pertama kali. Bahkan, ada juga orang yang tidak percaya dengan nama itu. Namun, seiring waktu, tetangga dan teman-teman sekolahnya terbiasa memanggilnya dengan sapaan Indo.
Nama itu sendiri terinspirasi saat Asep merantau ke Jakarta pada 2004. Saat itu, dia ikut bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik kelapa kopyor. Ketika bermukim di Jakarta selama dua tahun, Asep melihat bangunan bersejarah di Jakarta yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia.
Dari situlah tebesit keinginannya untuk memberikan nama Indonesia kepada anak kedua yang sedang dalam kandungan Sri. Saat istrinya melahirkan, Asep meminta anaknya diberi nama depan ”Indonesia”. Saat anak ketiganya lahir, dia juga memberi nama depan ”Merdeka”. Begitu pun dengan anak bungsunya yang diberi nama depan ”Republik”.
”Saat anak keempat lahir, saya berpikir nama apa yang cocok supaya menjadi kalimat yang bagus. Akhirnya, saya beri nama Republik supaya bisa menjadi kalimat Republik Indonesia Merdeka,” katanya.
Menurut Asep, anak pertamanya diberi nama Siti Maimunah (22). Saat Siti lahir, Asep belum menjadi perantau sehingga belum terpikir akan memberi nama yang unik.
Pengalaman lucu
Banyak pengalaman lucu yang terjadi dari nama unik ketiga anak Asep. Salah satunya saat Merdeka pertama kali ikut upacara bendera di sekolahnya. Saat seluruh peserta upacara menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”, Merdeka heran karena mengira guru dan teman-temannya kompak memanggil namanya.
”Jadi, kan, syair lagu itu ’Indonesia Raya, Merdeka! Merdeka!’ Nah, anak saya sempat ingin maju karena mengira namanya dipanggil,” kata Asep sembari tertawa.
Saat pulang dari sekolah, anaknya bertanya langsung kepada Asep. Dia pun menjelaskan kepada anaknya bahwa kata ”merdeka” ada pada syair lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” yang selalu dinyanyikan saat upacara. Dia juga menjelaskan makna kata merdeka yang berarti ’kebebasan’.
Keunikan nama itu membuat Bintara Pembina Desa Karang Sari, Sersan Dua Riduan, tergerak memberikan hadiah buku dan alat tulis untuk ketiga anak Asep. Bantuan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi aparat kepada Asep dan anak-anaknya.
Asep berharap ketiga anaknya senang dan bangga menyandang nama itu. Baginya, itulah cara yang unik dan menyenangkan untuk merawat ingatan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia. Dia punya harapan agar kelak anak-anaknya bisa mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan karya yang bermanfaat bagi Tanah Air.