Hutan Pinus dan Ilalang di Perbukitan Danau Toba Terbakar
›
Hutan Pinus dan Ilalang di...
Iklan
Hutan Pinus dan Ilalang di Perbukitan Danau Toba Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di perbukitan Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Api merembet dari pembakaran ladang masyarakat ke kawasan hutan lindung berupa hutan pinus dan ilalang.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SAMOSIR, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan terjadi di perbukitan Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Api merembet dari pembakaran ladang masyarakat ke kawasan hutan lindung berupa hutan pinus dan ilalang. Pemadaman sangat sulit dilakukan karena kebakaran terjadi di perbukitan terjal dan tidak ada akses untuk kendaraan.
”Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Danau Toba terus terjadi dan telah mencapai luasan 50 hektar. Kebakaran dalam beberapa hari ini sangat cepat merembet karena ilalang sudah mengering akibat kemarau,” kata pegiat lingkungan Danau Toba, Wilmar Simanjorang, Sabtu (17/8/2019).
Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Danau Toba terus terjadi dan telah mencapai luasan 50 hektar. Kebakaran dalam beberapa hari ini sangat cepat merembet karena ilalang sudah mengering akibat kemarau.
Wilmar menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di dekat destinasi wisata Batu Hobon. Kebakaran juga tampak jelas dari Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba Sigulatti. Jajaran Bukit Barisan yang sebelumnya merupakan hamparan rumput dan hutan pinus hijau berubah menjadi hitam setelah dilalap api.
Menurut Wilmar, api tersebut menjalar dari pembakaran lahan di ladang masyarakat. Pembakaran juga dilakukan di kawasan hutan yang biasa dimanfaatkan menjadi padang penggembalaan ternak agar tumbuh rumput yang baru.
”Pembakaran itu sebenarnya sudah dilarang sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, pernah ada warga yang diproses hukum. Namun, hingga kini kebakaran masih terus berulang setiap tahun,” kata Wilmar.
Menurut Wilmar, pemadaman api sangat sulit dilakukan karena areal yang terbakar merupakan perbukitan yang sangat terjal. Petugas dari Kepolisian Resor Samosir pun sudah turun ke lapangan dan hanya bisa memadamkan dengan mendaki bukit dan memukul-mukul api dengan batang tanaman. ”Sangat dibutuhkan helikopter untuk memadamkan api di perbukitan Danau Toba,” katanya.
Wilmar menyebutkan, kebakaran hutan dan lahan sangat berdampak pada ekosistem Danau Toba. Kualitas udara menurun. Estetika perbukitan di kawasan pariwisata itu pun berkurang karena telah menghitam. Berbagai jenis flora dan fauna yang hidup endemik di ekosistem Danau Toba pun terancam.
”Anggrek hutan Toba dan trenggiling kini sudah sangat sulit dijumpai karena kebakaran lahan yang terus terjadi,” ujarnya.
Anggrek hutan Toba dan trenggiling kini sudah sangat sulit dijumpai karena kebakaran lahan yang terus terjadi.
Kebakaran juga membuat hutan pinus terancam. Pinus memang masih bisa bertahan hidup jika daun di pucuknya tidak ikut terbakar.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Samosir Mahler Tamba, kebakaran hutan dan lahan di kawasan Danau Toba tergolong kecil dan tidak berdampak pada masyarakat. ”Janganlah dibesar-besarkan. Itu hanya kebakaran lahan biasa. Yang terbakar hanya lalang dan sedikit pohon,” ucapnya.
Mahler mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Samosir tidak menyebabkan pencemaran udara. Namun, mereka tidak bisa mengerahkan petugas untuk memadamkan api karena kebakaran berada di lahan yang terjal.
Kepala Bidang Perlindungan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Yuliani Siregar mengatakan sudah mendapat laporan tentang kebakaran hutan dan lahan tersebut. Pihaknya sedang menginventarisasi dampak dan luasan kebakaran itu. Pemprov Sumatera Utara pun akan mengerahkan petugas untuk memadamkan kebakaran hutan tersebut.