Sekitar 7.500 anggota jemaah haji yang tergabung dalam 18 kelompok terbang mengawali fase pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama, melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Kloter pertama Embarkasi Jakarta Bekasi tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (17/8/2019) malam.
Oleh
Nasru Alam Azis, dari Mekkah, Arab Saudi
·2 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Sekitar 7.500 anggota jemaah haji yang tergabung dalam 18 kelompok terbang mengawali fase pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama, melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Kloter pertama Embarkasi Jakarta Bekasi tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (17/8/2019) malam.
Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji 2019 Subhan Cholid, dihubungi dari Jakarta, Sabtu (17/8), mengatakan, jemaah terlebih dulu dibawa ke Bandara King Abdulaziz, sekitar delapan jam sebelum keberangkatan. Sementara barang bawaan jemaah sudah diterbangkan dua hari sebelum kepulangan.
Saat melepas jemaah haji pada Jumat (16/8) malam di Hotel Tharawat al-Misfalah, Mekkah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak jemaah mensyukuri nikmat menunaikan ibadah haji. Sebab, tidak semua orang memperoleh kesempatan berhaji.
”Tidak sedikit orang sehat dan punya uang, tetapi belum sempat karena antrean panjang. Syukuri semaksimal mungkin untuk mencapai kemabruran ibadah haji,” tutur Lukman.
Menurut Lukman, orang yang sudah berhaji semestinya makin peduli terhadap lingkungan sosialnya, dan mampu memberi rasa aman terhadap sesama. ”Selain meningkatkan kesalehan personal dengan semakin rutin dan banyak beribadah mahdhah, jemaah juga dituntut meningkatkan kesalehan sosial agar keberadaannya dirasakan manfaatnya oleh sesama,” katanya.
Mohon maaf
Menag selaku amirulhaj dan atas nama semua petugas haji juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jemaah haji Indonesia. ”Kami masih jauh dari sempurna. Banyak kelemahan dan kekurangan kami dalam mengurus hampir 214.000 anggota jemaah Indonesia,” katanya.
Menurut Lukman, layanan, bimbingan, dan fasilitas yang diterima jemaah adalah hal maksimal yang bisa diberikan pemerintah. (FAI)