Menyampaikan Pesan Kemerdekaan Melalui Produk Kesenian
›
Menyampaikan Pesan Kemerdekaan...
Iklan
Menyampaikan Pesan Kemerdekaan Melalui Produk Kesenian
Sejumlah seniman dari Komunitas Lima Gunung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, membuat beberapa produk kesenian di desa, sebagai media menyampaikan pesan tentang kemerdekaan. Pesan ini diharapkan mampu terus terekam dalam pikiran warga dan diamalkan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah seniman dari Komunitas Lima Gunung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, membuat beberapa produk kesenian di desa, sebagai media menyampaikan pesan tentang kemerdekaan. Pesan ini diharapkan mampu terus terekam dalam pikiran warga dan diamalkan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sujono, seniman di Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyampaikan pesan kemerdekaan berwujud patung naga dan cacing. Dia membuatnya bersama puluhan warga. Patung naga dan cacing tersebut dibuat sebagai patung yang diarak dalam karnaval 17 Agustus di Desa Krogowanan, Minggu (18/8/2019) sore. Patung naga dan cacing tersebut dibuat berbahan 1,5 kuintal serutan bambu, limbah dari usaha kerajinan tempat nasi berbahan bambu dari Desa Ketep, Kecamatan Sawangan.
Patung tersebut menjadi simbol pengingat warga bahwa dalam kehidupan yang dijalani saat ini, setiap orang selalu dihadapkan dengan beragam pilihan. Saat memilih menjadi cacing, berarti orang itu memilih untuk bertahan di zona nyaman, hidup di lingkungan yang terbatas, dan tertutup seperti cacing yang kerap bersembunyi di dalam tanah. Sementara bila menjadi naga, pribadi itu berarti memutuskan bertarung, mempertaruhkan segala sesuatu agar bisa mengatasi berbagai kendala dan tantangan baru.
Sujono mengatakan, dua pilihan tersebut tidak ada yang bernilai lebih baik atau lebih buruk. Setiap orang bebas memutuskan dengan mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan.
”Setiap orang bebas memutuskan karena karena hidup memang selalu menawarkan pilihan,” ujarnya.
Setelah karnaval, patung tersebut akan tetap disimpan di desa sebagai simbol yang diharapkan dapat terus mengingatkan warga. Dalam menjalani kehidupan, setiap orang harus berani menentukan pilihan.
Pilihan hidup serta kewajiban untuk meningkatkan kualitas pribadi tersebut, menurut dia, harus dilakukan setiap orang sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan slogan HUT Ke-74 RI, ”SDM Unggul, Indonesia Maju”.
Di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, pesan kemerdekaan disampaikan dalam gapura dusun yang dibuat berbahan bambu, jerami, beragam dedaunan, serabut kelapa, dan batang pisang.
Pilihan hidup serta kewajiban untuk meningkatkan kualitas pribadi harus dilakukan setiap orang sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Riyadi, tokoh seniman di Dusun Gejayan, mengatakan, pemakaian bahan-bahan alami untuk hiasan gapura untuk memberi bukti dan menegaskan bahwa masyarakat desa sepatutnya bangga karena bisa menghias desanya dengan bahan-bahan dari alam dan tidak bergantung pada produk pabrikan.
”Kami pun ingin menunjukkan kebanggaan bahwa kami bisa memanfaatkan aneka bahan yang tidak mencemari lingkungan,” ujarnya.
Di atas gapura dusun setinggi 7 meter tersebut dipasang garuda Pancasila, serta dua wayang perempuan dan laki-laki. Garuda Pancasila dipasang untuk mengingatkan masyarakat tentang lambang negara dan prinsip dasar yang harus dijalankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun wayang dipasang untuk mengingatkan warga tentang kekayaan budaya Indonesia. Wayang juga melambangkan kehidupan yang harus seimbang, antara antara perempuan dan laki-laki. Kesenian memang bisa menyampaikan banyak pesan, dan semoga semua kata-kata itu tidak semata dibiarkan berhenti sebagai simbol saja.