Pengembangan pariwisata Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikebut agar selesai pada awal 2021. Berbagai spot baru akan dibangun untuk menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pengembangan pariwisata Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikebut dan ditargetkan selesai awal 2021. Berbagai spot baru akan dibangun untuk menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara.
Wisata Waduk Jatiluhur masuk ke dalam rencana pengembangan 2020 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada tahun ini, Pemprov Jabar bersama Perum Jasa Tirta II, pengelola Jatiluhur, dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta bersinergi mengoptimalkan wisata di kawasan Waduk Jatiluhur. Pengembangan spot baru akan dilakukan secara bertahap.
Minggu (18/8/2018) sore, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi sejumlah lokasi rencana pembangunan spot wisata baru di kawasan Waduk Jatiluhur. Dalam kunjungannya yang ketiga ini, Kamil ingin memastikan dan melihat langsung bagaimana kondisi area tersebut.
Sebelumnya Kamil menyebutkan, rencana pengembangan terbagi dalam rencana jangka pendek selama enam bulan, jangka menengah (satu tahun), dan jangka panjang (lebih dari dua tahun). Setelah itu, potensi Jatiluhur akan dipetakan untuk dibuat kawasan ekonomi khusus.
Rencana jangka pendek yang dipaparkan Kamil adalah pembangunan masjid terapung di tengah waduk. Masjid tersebut didesain sendiri oleh dia dan memakan waktu pembangunan sekitar enam bulan. ”Yang paling istimewa adalah masjid terapung di tengah air sehingga orang bisa sembahyang di dua pilihan, bisa darat dan air. Untuk sampai ke sana, mereka naik perahu dulu,” katanya.
Yang paling istimewa adalah masjid terapung di tengah air sehingga orang bisa sembahyang di dua pilihan, bisa darat dan air. Untuk sampai ke sana, mereka naik perahu dulu.
Rencana menengah adalah membangun hotel terapung dengan pemandangan indah khas Jatiluhur. Hotel ini akan dibangun di atas pelampung dengan menyesuaikan kondisi permukaan air. Sementara pemandangan khas adalah deretan pegunungan yang mengelilingi waduk, pohon-pohon hijau di perbukitan, dan matahari terbenam. Wisatawan yang menginap dapat menikmati tenangnya air Jatiluhur sambil memancing dan berkeliling menggunakan perahu.
Penataan kawasan wisata pengunjung dan pedagang masuk ke dalam rencana jangka panjang. Lapak para pedagang akan direlokasi ke tempat yang layak dan baik. Hal ini bertujuan untuk menata kawasan agar lebih teratur dan menarik. Kamil menambahkan, besaran investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu spot baru berkisar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar. Ia berharap banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal terkait proyek Jatiluhur.
Tingkatkan kunjungan
Berdasarkan data Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II, jumlah kunjungan wisatawan lokal selama tiga tahun terakhir di Jatiluhur menurun. Pada tahun 2016 tercatat 221.761 kunjungan wisatawan. Namun, pada 2017, kunjungan itu berkurang menjadi 211.779 orang dan menurun lagi pada tahun 2018 menjadi 183.551 kunjungan.
General Manager Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II Dindin Hendriana menyebutkan, program transformasi itu akan dilengkapi dengan penambahan sejumlah wahana untuk menarik kunjungan wisatawan. Pada 2018, Dindin bersama tim telah mengajukan konsep pembuatan jogging track sepanjang 1,5 kilometer di tepi Jatiluhur. Di sisi kanan-kiri lokasi itu akan dilengkapi taman bunga dan kursi untuk bersantai. Proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan 2020.
”Akan dibangun juga kebun binatang mini dan wahana akuarium koleksi ikan air tawar. Terkait desain dan tata bentuknya, kami sedang berdiskusi dengan sejumlah instansi terkait dan para arsitek,” kata Dindin.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik optimistis pengembangan wisata Jatiluhur ini akan semakin meningkatkan wisatawan lokal dan mancanegara. Pada 2021, ditargetkan 2 juta wisatawan mancanegara dan 54 juta wisatawan lokal dapat berkunjung ke Jabar. Sementara tahun 2018 realisasi yang dicapai adalah 2,5 juta wisatawan mancanegara dan 63 juta wisatawan lokal.
”Target diciptakan untuk dilampaui, maka harus digenjot dengan meningkatkan kualitas infrastruktur dan menampilkan keistimewaannya,” ujar Dedi.