Gotong Royong di Desa Kleteran
Berasal dari berbagai latar belakang profesi, warga Kleteran Kabupaten Magelang meleburkan diri dalam kerja keras berkesenian bersama.
Ribuan ikan koi riuh memenuhi jalan yang menghubungkan antara Dusun Paingan dan Dusun Janggelan, Desa Kleteran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebagian terlihat berkejaran di antara kaki-kaki warga yang lalu lalang melewatinya.
Ikan koi tersebut hanyalah lukisan. Namun, efek tiga dimensi yang ditambahkan dalam gambar, sungguh membuat wujudnya terasa nyata. Karya indah ini dihasilkan dari gotong royong dari warga Dusun Paingan dan Janggelan, Desa Kleteran.
Najib Maulana (22), salah seorang warga Dusun Paingan, dalam kesehariannya, bahkan sama sekali tidak menekuni bidang seni. Bekerja sebagai teknisi parabola, dia tetap suka cita membantu ketika diminta untuk terlibat memoles warna pada ikan-ikan koi di sepanjang jalan Dusun Paingan-Janggelan.
“Saya tidak pintar melukis. Oleh karena itu, saya hanya menawarkan diri untuk membantu mewarnai,” ujarnya sembari tersenyum. Namun, karena tidak terbiasa dengan kuas dan cat, dia pun mengaku harus menggoreskan kuas dengan hati-hati.
Saya tidak pintar melukis. Oleh karena itu, saya hanya menawarkan diri untuk membantu mewarnai
Keaktifan serupa untuk berpartisipasi juga ditunjukkan oleh Yusuf Romadhon (40), warga Dusun Janggelan. Usai mengecek kandang dan memberi 170 ternak bebek miliknya, siang itu, peternak bebek tersebut langsung bergabung dengan puluhan warga lainnya yang sibuk melukis dan mewarnai ikan koi.
“Saya suka melukis namun tidak bisa melukis,” ujarnya. Namun, pengakuan ketidakmampuan melukis itu tidak kemudian menghalangi niatnya untuk terus menyambar kuas dan kaleng cat.
Bukan cuma Yusuf ataupun Najib saja yang tidak memiliki kemampuan ataupun latar belakang di bidang seni lukis. Dari puluhan warga yang terlibat dalam kegiatan gotong royong melukis ikan koi di sepanjang jalan di Dusun Paingan dan Janggelan, hanya ada 10 orang dari Dusun Paingan, yang benar-benar berprofesi sebagai seniman lukis.
Kepala Dusun Janggelan, Anggi Satria, mengatakan, untuk di Dusun Janggelan saja, lebih dari 20 warga yang terlibat dalam gotong royong ini, sama sekali tidak memiliki latar belakang pekerjaan ataupun pendidikan di bidang seni.
“Di Dusun Janggelan, kerja bakti melukis ikan koi ini kerja bakti yang dilakukan oleh gabungan berbagai ragam profesi mulai dari petani, pegawai swasta, ASN (aparatur sipil negara) hingga pedagang sapi,” ujarnya terkekeh.
Ide melukis ikan koi di sepanjang jalan Dusun Paingan-Janggelan ini, berawal dari usulan kelompok seniman lukis dari Dusun Paingan, Komunitas Sasana Prabangkara, yang ingin menghias jalan dusun, dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-74. Ide ini disetujui oleh warga dari dua dusun.
Semua warga pun antusias untuk membantu menghias jalan. Aktivitas melukis dan mengecat memang dilakukan oleh kalangan laki-laki, para pemuda dan bapak. Namun, para ibu pun tidak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dengan cara membersihkan jalan sebelum dilukis, dan menyiapkan makanan serta minuman bagi warga yang melukis.
Di Dusun Janggelan, kerja bakti melukis ikan koi ini kerja bakti yang dilakukan oleh gabungan berbagai ragam profesi mulai dari petani, pegawai swasta, ASN (aparatur sipil negara) hingga pedagang sapi
Di lapangan, kalangan anak-anak pun juga ikut kesana kemari membantu mengambilkan berbagai perkakas yang dibutuhkan. “Intinya, dalam kegiatan menghias jalan ini, semua warga dusun ingin bergerak membantu,” ujar Anggi.
Di Dusun Paingan dan Janggelan, pekerjaan menghias jalan ini disepakati dilakukan dalam “dua shift”. Shift pertama pekerjaan menghias jalan dilakukan mulai pukul 14.00-17.30, dan shift selanjutnya dilakukan mulai pukul 19.30 hingga 24.00. Aktivitas menghias jalan hanya berhenti dilakukan pada hari Kamis, karena saat itu di kampung biasanya dilakukan kegiatan bersih-bersih makam, dan pengajian.
Tugas pun sudah dibagi secara detil, di mana sket dan finishing dikerjakan hanya oleh seniman lukis, sedangkan pekerjaan mewarnai dilakukan oleh warga lainnya.
Tidak hanya didasari oleh kerelaan hati untuk menyumbang tenaga, kerja bakti ini juga didukung oleh sikap sukarela warga menyumbang dana untuk membeli peralatan yang dibutuhkan seperti kuas dan cat tembok.
Dalam pekerjaan seminggu pertama saja, para seniman bersama warga di Dusun Paingan dan Dusun Janggelan sudah mengumpulkan dan menghabiskan dana sedikitnya Rp 4 juta. Nominal dana juga dipastikan masih akan bertambah karena pekerjaan menghias jalan baru sekitar 80 persen selesai.
Gambar ikan koi ini direncanakan akan dilukis di jalan sepanjang 1,5 kilometer. Di sepanjang jalan tersebut, nantinya akan dilukis 2.019 ikan koi.
Menularkan Bakat
Sigit Widhiantoro (34), salah seorang pelukis, anggota Komunitas Sasana Prabangkara, mengatakan, dia dan sembilan warga Dusun Paingan lainnya, sehari-hari memang berprofesi sebagai seniman lukis. Jika sebelumnya melukis dan menjual kukisan untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sendiri, maka untuk memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI ini, mereka pun berinisiatif menuangkan bakat seni untuk menghias kampung.
Ide menjadikan ikan koi sebagai obyek, langsung otomatis muncul karena dalam keseharian mereka, lukisan ikan koi memang menjadi lukisan yang paling sering dipesan. Ikan koi juga dianggap cocok untuk dilukis dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI karena memiliki warna merah dan putih, sama seperti bendera Sang Saka Merah Putih.
Tidak hanya berhenti jalan, Sigit mengatakan, upaya menghias kampung ini juga dilakukan dengan membuat mural, lukisan di dinding-dinding sebagian rumah warga.
Tak disangka, ide menghias kampung ini pada akhirnya juga memberikan dampak di luar perkiraan. Foto-foto jalan berhias ikan koi yang diunggah para seniman dan warga, mendadak viral di media sosial. Dalam waktu sekitar dua minggu saja, jalan di dua dusun ini langsung diserbu oleh ribuan pengunjung dari berbagai kota. Saat datang, pengunjung pun langsung memposisikan diri untuk berswafoto di jalan, sekalipun di beberapa titik, sejumlah warga masih sibuk melakukan finishing dan mewarnai ikan.
Kepala Desa Kleteran, Anang Nahrowi, mengatakan, dirinya mendukung penuh kreativitas warga untuk menghias jalan.
Desa Kleteran memang memiliki potensi unggulan di bidang seni, di mana banyak warganya bergerak di bidang pengembangan seni lukis, seni rupa, dan tari. Semua potensi tersebut, menurut dia, diharapkan terus dikembangkan, sehingga nantinya Desa Kleteran bisa menjadi desa wisata seni.
“Desa wisata seni akan menjadi desa wisata yang unik karena di dalamnya membutuhkan keterlibatan orang-orang yang kreatif dan berbakat,” ujarnya.
Tidak hanya mengandalkan bakat dari sejumlah orang tertentu, Anang mengatakan, Desa Kleteran juga potensial berkembang menjadi desa wisata karena warga di dalamnya, bisa dengan mudah bekerjasama, guyup rukun dalam mengupayakan sesuatu.
Kerukunan warga ini, sudah terbukti dalam pekerjaan melukis dan mewarnai ikan koi di sepanjang jalan di dua dusun, Paingan dan Janggelan. Kekompakan menjadi dasarnya, dan kesenian pun makin menguatkan semuanya. Perayaan 17 Agustus pun kian meriah.
Baca Peringatan Kemerdekaan, Kemeriahan dari Sukuh hingga Dunia Lain