Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menegaskan, pihaknya tidak menoleransi diskriminasi terhadap suku tertentu di kampus. Jikalau di kampus terjadi diskriminasi, rektor harus bertanggung jawab.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
SINGARAJA, KOMPAS — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menegaskan, pihaknya tidak menoleransi diskriminasi terhadap suku tertentu di kampus. Jikalau di kampus terjadi diskriminasi, rektor harus bertanggung jawab.
”Saya akan minta kepada seluruh rektor di Indonesia, khususnya perguruan tinggi negeri, agar rektor harus bertanggung jawab kepada mahasiswa Papua yang ada di kampusnya agar jangan sampai terjadi diskriminasi,” kata Nasir dalam kunjungannya di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (20/8/2019). ”Saya ingin menjamin mahasiswa Papua yang berada di luar Papua,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Nasir ketika diminta menanggapi insiden terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah. Senin (19/8/2019), terjadi ketegangan di Papua dan Papua Barat menyusul kericuhan yang terjadi di Asrama Papua di Surabaya dan munculnya ujaran kebencian terhadap mereka.
Saya akan minta kepada seluruh rektor di Indonesia, khususnya perguruan tinggi negeri, agar rektor harus bertanggung jawab kepada mahasiswa Papua yang ada di kampusnya agar jangan sampai terjadi diskriminasi.
Di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, Presiden Joko Widodo juga angkat bicara menanggapi situasi ketegangan dan pengerahan massa di Papua dan Papua Barat. Presiden meminta semua pihak menahan diri dan saling memaafkan sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Presiden menegaskan, pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Papua dan Papua Barat (Kompas, 20/8/2019).
Lebih lanjut Nasir mengatakan, perguruan tinggi bertugas mencerdaskan dan menyiapkan anak-anak bangsa. Perguruan tinggi, ujarnya, juga berkewajiban menjaga dan merawat rasa kebangsaan sesama anak bangsa.
”Saya berharap para rektor perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki mahasiswa Papua, baik dari Papua maupun Papua Barat, harus bertanggung jawab,” ucap Nasir.
”Jikalau sampai terjadi diskriminasi di perguruan tingginya tersebut, rektornya akan saya panggil dan rektornya harus bertanggung jawab. Jangan sampai persoalan itu diperuncing,” lanjutnya.
Dorong kewirausahaan
Dalam kunjungannya di Undiksha, Singaraja, Nasir yang didampingi Rektor Undiksha I Nyoman Jampel juga meresmikan pusat pengolahan air siap minum Tirta Ganesha dan meninjau pameran inkubator bisnis Undiksha. Sebelumnya, Nasir memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Undiksha serangkaian dengan penutupan orientasi kehidupan kampus di Auditorium Undiksha.
Ketika memberikan kuliah umum, Nasir menyoroti pentingnya penguasaan teknologi dan pembangunan kemampuan kewirausahaan yang dimulai dari perguruan tinggi.
Nasir menyebutkan, perkembangan dan kemajuan teknologi juga berdampak pada kehidupan kampus. Ia juga menyatakan, riset di perguruan tinggi diharapkan dapat diterapkan secara langsung, baik untuk kepentingan perguruan tinggi, masyarakat, maupun industri, selain dipublikasikan.
Dalam peresmian pusat pengolahan air siap minum dengan peralatan penjernih air karya dari Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Veteran Surabaya, Nasir mengatakan, teknologi dan peralatan penjernih air itu merupakan hasil riset anak bangsa yang dapat dikembangkan untuk digunakan di tempat lain. Ia memuji kualitas air hasil penjernihan yang dapat langsung diminum.
”Kualitas air ini bagus untuk dikonsumsi,” ucap Nasir. Ia menambahkan, pengembangan teknologi dan peralatan penjernih air itu merupakan bentuk bakti inovasi teknologi yang difasilitasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Rektor UPN Veteran Akhmad Fauzi mengatakan, peralatan penjernih air merupakan teknologi yang dikembangkan UPN Veteran dalam tiga tahun terakhir. Ia menyebutkan, riset dan pengembangan teknologi penjernih air itu dibiayai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sejak 2015.
”Sudah dimanfaatkan di kampus dan digunakan mulai dari kalangan dosen sampai mahasiswa,” ujar Akhmad saat mendampingi Nasir di Kampus Undiksha, Singaraja, Selasa.