Pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menilai, puja dan puji Cak Imin dalam pidato politiknya saat membuka Muktamar PKB 2019, Selasa (20/8/2019) malam, identik dengan cara persuasif melingkar. Stimulus pujian diharapkan berbuah bagi PKB, khususnya dalam kabinet Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, 2019-2024.
Oleh
INSAN ALFAJRI, Agnes Theodora, dan KURNIA YUNITA RAHAYU
·5 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB berulang kali memuji Presiden Joko Widodo saat membuka Muktamar PKB di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8/2019) malam. Tak hanya Jokowi, Muhaimin juga menyinggung Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang hadir saat pembukaan muktamar, dan menyebutnya sebagai ibunya.
Acara pembukaan Muktamar PKB dihadiri Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja. Selain itu, tampak hadir pula elite dari sejumlah partai politik. Tidak hanya partai yang berada dalam Koalisi Indonesia Kerja, koalisi pendukung Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin, tetapi juga elite dari partai di luar Koalisi Indonesia Kerja, seperti Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional.
Dalam pidato politik Muhaimin selama sekitar 45 menit, pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyebutkan, PKB bangga berada dalam pemerintahan Joko Widodo selama lima tahun terakhir. Sebab, bersama Jokowi, PKB semakin kuat dan terus meningkat raihan suaranya. Terakhir pada Pemilu 2019, suara PKB memang naik jika dibandingkan Pemilu 2014.
Tak hanya itu, Muhaimin juga menyatakan, seluruh kader dan pengurus PKB bersyukur karena dengan menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi, PKB menjadi bagian dari sejarah pondasi peradaban bangsa.
Salah satunya karena selama pemerintahan Jokowi, pembangunan infrastruktur begitu pesat. Presiden berani membangun infrastruktur dengan berbagai risiko. Presiden juga berani mengonsentrasikan sebagian besar APBN untuk infrastruktur.
”Bapak menyatakan, infrastruktur-infrastruktur yang dibangun tidak berdiri sendiri. Semua yang dibangun adalah fondasi peradaban Indonesia maju di masa yang akan datang. Kata kunci peradaban ini yang membuat PKB bangga ikut menjadi bagian dari pemerintah,” katanya.
”Makanya, kami yakin infrastruktur yang jadi pondasi peradaban telah terbukti dan harus dilanjutkan,” tambahnya.
Pujian juga dilayangkan Muhaimin atas komitmen Presiden Jokowi untuk membangun sumber daya manusia pada periode kedua pemerintahannya, 2019-2024.
”Dengan keberanian, kesungguhan, dan ketulusan pengabdian yang dilakukan Pak Presiden bersama seluruh jajaran pemerintahan, masyarakat akan senantiasa di belakang Pak Presiden untuk mempercepat dan menyukseskan pembangunan,” ujarnya.
PKB pasang badan
Tak tanggung-tanggung, Muhaimin menyebut PKB siap pasang badan jika ada yang menghambat kerja pemerintahan Jokowi.
”Setiap ancaman yang dihadapi, kerentanan perpecahan, komitmen persatuan yang goyah, tidak usah dikhawatirkan. PKB, NU dan seluruh keluarga besarnya, siap menjadi kekuatan yang menopang persatuan dan kesatuan bangsa. Bila perlu, kalau ada luka yang ditanggung biarkan PKB yang menanggung demi Indonesia berjalan terus,” ujarnya.
Selain itu, dalam pidatonya, Muhaimin juga mengapresiasi perhatian Presiden Jokowi terhadap pengembangan teknologi informasi. Perhatian dan pesan Presiden terkait pengembangan teknologi informasi menjadi panduan bagi kader dan pengurus PKB.
”Dari inspirasi Bapak Presiden melalui komitmen untuk kemajuan teknologi informasi, semua pengurus PKB harus melek teknologi informasi, dan jadi bagian dari itu. Manajemen organisasi, manajemen pemilih, harus dikelola dengan kecanggihan digital yang ada. Cara pandang melalui opini harus diisi dalam ruang-ruang di media sosial,” kata Muhaimin.
Kemudian, Cak Imin juga melihat, dengan dipimpin oleh Jokowi, Indonesia berpeluang menjadi bangsa yang besar. Kans untuk itu salah satunya terlihat dari keberhasilan pemerintahan Jokowi menguasai Freeport. ”Dengan komitmen Jokowi sebagai Presiden yang berani mengambil langkah-langkah terobosan, saya yakin tak lama lagi Indonesia akan makmur dan sejahtera,” tambahnya.
Blusukan Jokowi
Pujian lain dari Cak Imin untuk Jokowi, khususnya terkait gaya kepemimpinan Jokowi. Gaya kepemimpinan Jokowi dinilai egaliter dan melayani. Dengan demikian, Jokowi berhasil menghilangkan jarak yang selama ini timbul antara pemimpin dan rakyat. Ini termasuk gaya blusukan Presiden Jokowi untuk melihat sendiri kebutuhan masyarakat.
”Pak Presiden menghadirkan wajah kekuasaan yang tak sombong tetapi ngemong, tidak memukul tetapi merangkul. Negara hadir, sangat terlihat langsung, menangani persoalan yang dihadapi rakyat. Kasus Baiq Nuril, misalnya,” katanya.
Cara kerja Presiden tersebut, dinilai Cak Imin, telah membuat seluruh pejabat publik mau tidak mau mengikuti, dan secara perlahan mengubah pula gaya kepemimpinannya. ”Kader PKB termasuk berubah, dan menjadi korban tidak boleh lagi jadi juragan dari masyarakatnya,” tambahnya.
Bahkan, menurut Cak Imin, tema Muktamar PKB 2019, ”Melayani Ibu Pertiwi” juga berkaca pada inspirasi dan doktrin yang selalu Presiden Jokowi sampaikan dan tunjukkan.
Singgung Megawati
Tak hanya Presiden Jokowi, Cak Imin juga menyinggung Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang hadir dalam pembukaan muktamar, dan menyebut Megawati sebagai ibu.
”Bu mega ini ibu saya. Saya tetap anak Ibu sampai kapan pun. Kadang-kadang Ibu ini salah paham. Saya masang baliho di mana-mana, Ibu negur, dan bilang \'Opo to kowe iki?\' Saya menjawab, \'Bu biar saya terkenal.\' Ibu kemudian bilang, ”Ya sudah kalau hanya terkenal, boleh.” Yang penting Bu, kami tetap bagian dari perjuangan Ibu karena dulu PKB dan PDI-P ibarat saudara seiring. Gus Dur dan Bu Mega menjadi satu perjuangan yang seirama dan seperjuangan,” ujarnya.
Persuasif melingkar
Pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menilai, gaya komunikasi Cak Imin identik dengan cara persuasif melingkar atau persuasive circular.
Sejumlah pujian yang ia kemukakan merupakan stimulus untuk mendapatkan respons serupa. Stimulus itu diharapkan bisa menghasilkan pemahaman bersama.
Salah satunya mengenai keutuhan koalisi. Beberapa waktu lalu, Koalisi Indonesia Kerja disinyalir terbelah karena sejumlah manuver politik Partai Gerindra. Namun, melalui pujian kepada Joko Widodo, Cak Imin menunjukkan bahwa koalisi baik-baik saja.
Pada tahap selanjutnya, stimulus pujian juga diharap membuahkan keuntungan bersama atau mutual benefit. Dalam konteks pembentukan kabinet presiden-wakil presiden terpilih Jokowi-Ma\'ruf Amin, semua partai politik jelas mengincar porsi menteri dalam kabinet, termasuk PKB.
Apalagi, PKB sebagai salah satu partai pengusung presiden dan wakil presiden terpilih tersebut berhasil mempertahankan konstituennya, bahkan meraup suara yang cukup tinggi atau lebih dari 9 persen dari total suara Pemilu 2019.