Premi yang dibukukan industri asuransi umum pada semester I-2019 sebesar Rp 40 triliun. Nilai ini tumbuh 20,6 persen dibandingkan dengan semester I-2018. Kendati porsinya turun 3 persen, lini bisnis asuransi harta benda dan kendaraan bermotor masih mendominasi asuransi umum.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Premi yang dibukukan industri asuransi umum pada semester I-2019 sebesar Rp 40 triliun. Nilai ini tumbuh 20,6 persen dibandingkan dengan semester I-2018. Kendati porsinya turun 3 persen, lini bisnis asuransi harta benda dan kendaraan bermotor masih mendominasi asuransi umum.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, pertumbuhan premi tertinggi terjadi di lini bisnis energi di darat (on shore), yakni 164,6 persen. Sementara pertumbuhan negatif terjadi di lini bisnis energi lepas pantai (off shore) dan tanggung gugat.
Lini bisnis harta benda tumbuh 26,9 persen secara tahunan, dengan porsi 26,5 persen terhadap seluruh bisnis industri asuransi umum. Lini bisnis kendaraan bermotor yang hanya tumbuh 0,8 persen, memiliki porsi 23,2 persen.
Wakil Ketua AAUI merangkap Ketua Bidang Statistik, Analisis, Riset, dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menjelaskan, pertumbuhan lini bisnis asuransi harta benda dipengaruhi properti komersial yang telah dibangun. Mengutip Indeks Suplai Properti Komersial, suplai properti, baik untuk ritel, lahan industri, gedung pertemuan, perkantoran, maupun apartemen relatif seimbang pada semester I-2019.
Sementara pertumbuhan lini bisnis kendaraan bermotor dipengaruhi penjualannya. Pada Januari-Juni 2019, penjualan sepeda motor tumbuh 7 persen, sedangkan mobil anjlok 13 persen. Pada semester I-2019, sebanyak 3.226.619 sepeda motor dan 481.577 mobil terjual.
”Kami melihat asuransi harta benda dan kendaraan bermotor masih akan mendominasi pada masa mendatang. Dari sisi literasi asuransi, permintaan asuransi harta benda akan tetap menjadi perhatian pelaku bisnis maupun pemerintah. Belajar dari bencana alam maka perlu perlindungan terhadap aset,” kata Trinita.
Lembaga pembiayaan
Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe menambahkan, sebagian besar penjualan asuransi kendaraan bermotor menggunakan saluran perusahaan pembiayaan. Sementara asuransi harta benda meningkat karena pertumbuhan asuransi untuk lahan industri dan untuk hunian komersial.
Berdasarkan data AAUI, premi asuransi kredit tumbuh 93,3 persen. Porsinya terhadap keseluruhan industri asuransi umum 14,4 persen.
Menurut Trinita, kinerja asuransi kredit baik karena didorong pertumbuhan kredit investasi atau modal kerja, termasuk kredit usaha rakyat.
Namun, sebagaimana dikemukakan Dody, peningkatan premi asuransi kredit juga dibarengi dengan peningkatan klaimnya, yakni 101,7 persen. Hal ini menjadi tantangan bagi industri asuransi umum agar lebih berhati-hati dalam memproses sebuah klaim.
Klaim bruto pada semester I-2019 sebesar Rp 16,4 triliun atau tumbuh 27,7 persen secara tahunan.
Menurut Dody, AAUI memproyeksikan industri asuransi umum tahun ini tumbuh 10 persen. (NAD)