Wilayah konservasi di Taman Nasional Sebangau terbakar. Sedikitnya delapan hektar dari kawasan itu dilalap api. Sampai saat ini pengelola bersama lembaga lainnya masih berpatroli untuk menjaga kawasan tersebut dari kebakaran.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Wilayah konservasi di Taman Nasional Sebangau terbakar. Terdapat 30 hektar dari kawasan itu dilalap api. Sampai saat ini pengelola bersama lembaga lainnya masih berpatroli dan melakukan pembasahan untuk menjaga kawasan tersebut dari kebakaran.
Hal itu disampaikan Kepala Taman Nasional Sebangau Andi M Khadafi di sela-sela peringatan Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2019 di Dermaga Kereng Bangkirai, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (21/8/2019). Hadir pula dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri.
“Lokasi kebakarannya terpisah-pisah di beberapa bagian, ada yang satu hektar, 1,5 hektar, luasannya pun berbeda-beda. Kurang lebih ada sembilan titik api yang sudah dipadamkan,” kata Andi.
Taman Nasional Sabangau (TNS) memiliki luas 568.700 hektar yang terbagi di tiga kabupaten/kota, yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau. Di kawasan ini hidup 106 macam tumbuhan, 35 mamalia, dan 116 burung khas Kalimantan, ribuan orang utan dan lutung juga hidup di tempat ini.
Indikasi kami, api berasal dari luar kawasan TNS. Kebakaran di luar kawasan kan meluas karena angin yang cukup kuat
Kebakaran mulai melanda wilayah konservasi ini sejak seminggu lalu. Menurut Andi, saat ini pihaknya melakukan pembasahan di lahan bekas terbakar.
“Indikasi kami, api berasal dari luar kawasan TNS. Kebakaran di luar kawasan kan meluas karena angin yang cukup kuat,” kata Andi.
Menurut Andi, sebagian besar lokasi kebakaran berada 50 meter hingga 150 meter dari batas luas kawasan. “Ada yang tim pemadam blokir sebelum masuk ke kawasan,” ujarnya.
Sampai saat ini data dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng menunjukkan lahan terbakar di Kalteng mencapai 2.522,12 hektar dengan jumlah kejadian kebakaran 660 kali kejadian selama bulan Agustus.
Di kawasan lindung itu banyak satwa liar dilindungi juga dan itu menjadi perhatian nasional bahkan internasional
Hujan beberapa waktu lalu menyebabkan beberapa titik api padam dan kabut asap menipis di tengah kota. Meskipun demikian, pada Rabu siang hingga sore sedikitnya terdapat empat titik api yang dipadamkan tim pemadam di Kota Palangkaraya.
Fahrizal Fitri mengungkapkan, kawasan konservasi merupakan salah satu wilayah prioritas tim pemadam untuk dijaga. Pihaknya mengantisipasi kebakaran dengan melakukan patroli dan pembasahan lahan.
“Di kawasan lindung itu banyak satwa liar dilindungi juga dan itu menjadi perhatian nasional bahkan internasional,” kata Fahrizal.
Fahrizal mengungkapkan, di Kota Palangkaraya, selain kawasan TNS pihaknya juga memperhatikan kawasan reintroduksi orangutan di Nyaru Menteng Kota Palangkaraya. “Beberapa waktu lalu kebakaran sempat mendekat ke sana tetapi berhasil dipadamkan,” katanya.