Sejumlah petani di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengembangkan tanaman padi varietas Mapan P-05 yang terbukti lebih tahan kekeringan. Selain itu, petani yang sebelumnya dalam setahun hanya panen sekali, dengan benih ini bisa dua kali.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sejumlah petani di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengembangkan tanaman padi varietas Mapan P-05 yang terbukti lebih tahan kekeringan. Selain itu, petani yang sebelumnya dalam setahun hanya panen sekali, dengan benih ini bisa dua kali.
Hal tersebut dikatakan Ansor (55), salah satu petani di Desa Banjarturi, Kecamatan Warureja, Tegal. Sejak menanam padi varietas Mapan P-05, Ansor bisa panen hingga dua kali dalam setahun, meskipun dalam kondisi kekeringan.
”Di sekitar Warureja, mayoritas petani gagal panen karena kekeringan. Tapi dengan varietas Mapan P-05 ini kami bisa memanen hingga 7,5 ton gabah per hektar,” kata Ansor di area persawahan Tengkolo, Desa Banjarturi, Selasa (20/8/2019).
Ansor menuturkan, padi varietas Mapan P-05 lebih tahan kekeringan karena kedalaman akar padi varietas ini lebih dalam dibandingkan varietas lain. Pada saat tanah di sekitarnya sudah retak-retak sekitar setengah meter, tanaman padi varietas ini tetap hidup. Bahkan, daunnya masih berwarna hijau.
Adapun petani lain, Jumari (62), mengatakan, biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk menanam padi varietas ini memang lebih mahal dibandingkan dengan varietas Situ Bagendit. Namun, untuk ketahanan tanaman pada masa kekeringan, padi varietas Mapan P-05 lebih unggul.
”Biaya operasional untuk padi varietas Situ Bagendit sekitar Rp 16 juta per musim tanam. Sementara untuk varietas Mapan P-05 biayanya Rp 17 juta. Selisih biayanya Rp 1 juta, tetapi hasilnya jauh lebih banyak,” kata Jumari.
Biaya operasional benih Mapan P-05 memang lebih mahal dibandingkan dengan varietas Situ Bagendit. Namun, ketahanan pada musim kering lebih unggul.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal Kofifah mengatakan, sawah di Desa Banjarturi ini merupakan salah satu proyek percontohan untuk padi varietas Mapan P-05. Sejak 2018, sawah di Dusun Tengkolo ini sudah panen sebanyak empat kali. Dua kali panen pada 2018 dan dua kali pada 2019.
”Pada 2018, ada dua kali musim tanam. Pada musim panen pertama di desa ini ada 19 hektar lahan yang panen padi. Adapun pada musim tanam kedua yang panen adalah 6 hektar,” kata Kofifah.
Sementara itu, pada tahun ini, sudah ada dua kali panen, yakni pada musim tanam pertama seluas 19 hektar dan pada musim tanam kedua seluas 14 hektar.
Menurut Kofifah, penggunaan padi veriatas Mapan P-05 sudah lama disosialisasikan kepada petani. Namun, hingga kini belum banyak digunakan. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal akan memperluas penggunaan varietas Mapan P-05 hingga ke daerah lain.
”Kabupaten Tegal ingin secara konsisten untuk bisa menjadi lumbung pangan Jawa Tengah. Karena itu, upaya yang bisa kami lakukan adalah meningkatkan produktivitas,” imbuh Kofifah.
Kofifah menambahkan, pemerintah ingin, tahun ini Kabupaten Tegal kembali mengalami surplus beras seperti tahun lalu. Adapun tahun lalu, Kabupaten Tegal surplus sekitar 78.200 ton.