Penulis Menjadikan Keheningan untuk Melawan Penjajah
›
Penulis Menjadikan Keheningan ...
Iklan
Penulis Menjadikan Keheningan untuk Melawan Penjajah
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam konteks kolonialisme, pembungkaman merupakan hal yang kerap dilakukan penjajah untuk menekan mereka yang terjajah. Namun, di Palestina para penulis membalikkan keadaan dengan menjadikan keheningan akibat membungkam diri sebagai perlawanan kepada penindas.
Demikian diutarakan oleh Adania Shibli, penulis asal Palestina yang memberi pidato kunci pada malam pembukaan Festival Sastra Internasional Jakarta (JILF) di Taman Ismail Marzuki, Selasa (20/8/2019). Turut hadir perwakilan dari Kedutaan Besar Palestina, Turki, dan Amerika Serikat.
Shibli adalah penulis yang kritis menyuarakan penindasan terhadap masyarakat Palestina. Komunitas sastra internasional menganggap dia sebagai penulis terbaik di Tepi Barat. Ia juga berprofesi sebagai dosen kajian filsafat dan kebudayaan di Universitas Birzeit.
"Pembungkaman pada awalnya dilakukan oleh Israel untuk menghilangkan identitas warga Palestina," tutur Shibli membacakan pidato yang berjudul "Saya Tidak Bercakap Bahasa Saya".
Ia menjelaskan, Arab awalnya adalah identitas yang kompleks. Mulai dari suku bangsa hingga kebudayaan. Penjajahan oleh Israel mengerdilkan Arab menjadi sebuah bahasa. Pembungkaman kemudian mereduksi Arab lebih lanjut karena bahasa yang menjadi pembentuk identitas dianggap sebagai ancaman.
Namun, para penulis mulai bergerak mengambil alih pembungkaman menjadi keheningan. Awalnya, keheningan adalah akibat dari trauma menyaksikan kejahatan yang dilakukan oleh penjajah. Perlahan-lahan, keheningan berubah menjadi kekuatan.
Apalagi, pada 19 Juli 2018 pemerintah Israel mengeluarkan hukum tentang identitas kebangsaan yang menyatakan bahwa identitas nasional Israel adalah Yahudi. Hal ini menghapus keberadaan Bahasa Arab sebagai salah satu ragam komunikasi di masyarakat menjadi hal yang bertentangan dengan prinsip kenegaraan.
"Keheningan adalah wujud dari pemberontakan. Keheningan adalah perlawanan untuk tidak berinteraksi dengan penjajah. Di dalam keheningan, Bahasa Arab melawan menjadi karya sastra," papar Shibli.
Keheningan adalah wujud dari pemberontakan. Keheningan adalah perlawanan untuk tidak berinteraksi dengan penjajah.
Ia membandingkan kondisi Palestina dengan kisah dongeng "Seribu Satu Malam". Tokoh utama dongeng, Puteri Shahrazad harus terus berbicara dan bercerita kepada Raja Sharyar yang dikenal gemar membunuh perempuan yang ia nikahi. Berbicara menjadi penyambung nyawa bagi Sang Puteri karena dengan cara itu raja melihat nilai yang dikandung oleh Shahrazad. Pada dasarnya, berbicara adalah wujud dari kehidupan manusia.
"Kami juga seperti Puteri Shahrazad. Berbicara dalam keheningan untuk menyambung nyawa bangsa Palestina. Bedanya, jika Shahrazad bicara menggunakan mulut, kami memakai tulisan," ujar Shibli.
Membuka batas
JILF merupakan festival sastra pertama di Jakarta. Direktur JILF 2019 Yusi Avianto Pareanom mengatakan, tema besar JILF adalah "pagar". Pelindung sekaligus penghalang di tengah masyarakat. "Melalui festival kita buka pagar-pagar dan memberi ruang agar bisa saling mengenal," katanya.
Selama ini prasangka dan kecurigaan ada karena kita tidak saling kenal. Akibatnya, Indonesia tidak mengenal para penulis dari negara-negara selain Barat, dan negara lain juga tidak mengenal kekayaan sastra Indonesia. Membuka pagar memberi kesempatan agar karya-karya bermutu bisa mendapat perhatian global. Ada 55 penulis dari 15 negara yang tampil di JILF.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Ketua Dewan Kesenian Jakarta Danton Sihombing mengatakan, kekhasan JILF adalah memasukkan kota ke dalam unsur seni dan sastra. Ruang seni menjadi penurun relasi tegang antara kota dengan warga yang membuat pemarah menjadi peramah.