Potensi garam berkualitas tinggi asal Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, belum tergarap. Pengelolaannya butuh investasi sangat besar.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Potensi garam berkualitas tinggi asal Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, belum tergarap. Pengelolaannya butuh investasi sangat besar.
Total potensi lahan garam di NTT 70.000 hektar. Di Kupang, tercatat ada 21.000 hektar. Saat ini PT Timor Livestock Lestari (TLL) baru mengelola 10 hektar dari total 600 hektar yang direncanakan digarap di areal tersebut. Jika lahan 600 hektar itu bisa dikelola penuh, bakal ada lahan pekerjaan untuk sekitar 6.000 orang. Saat ini PT TLL baru mempekerjakan 50 orang.
Selain di Kupang, lahan garam NTT tersebar di Nagekeo (7.000 hektar), Malaka (3.000 hektar), dan Sabu Raijua (2.500 hektar). Selain itu, sebagian kecil lahan garam ada di Ende 1.500 hektar dan Alor 15 hektar.
Jika lahan 600 hektar itu bisa dikelola penuh, bakal ada lahan pekerjaan untuk sekitar 6.000 orang. Saat ini PT TLL baru mempekerjakan 50 orang.
Potensi itu sangat ideal untuk menopang produksi nasional. Produksi dalam negeri baru 1,1 juta ton per tahun. Sisa kebutuhan garam sebanyak 2,6 juta ton dipenuhi dari luar negeri.
”Potensi garam di wilayah ini sangat besar dengan kualitas terbaik. Namun, butuh investasi besar untuk mengolahnya. Meski baru 10 hektar, sudah menelan biaya sekitar Rp 110 miliar, termasuk biaya pembangunan akses jalan menuju lokasi tambak,” kata Presiden Joko Widodo saat datang ke tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Rabu (21/8/2019).
Turut hadir pada kesempatan itu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Staf Khusus Kepresidenan Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Joko Widodo mengatakan, kunjungan ke tambak garam Nunkurus untuk memastikan apakah kegiatan usaha garam sudah dimulai atau belum. Selama ini, ia mendengar berbagai informasi mengenai potensi tambak garam di Kabupaten Kupang yang begitu luas. Kualitasnya juga terbilang istimewa. Garam Nunkurus tampak lebih putih, bersih, jernih, dan mengilat.
Kepala Desa Nunkurus, Karel Foes, mengatakan, lahan 600 hektar yang digarap PT TLL dikontrak selama 30 tahun. Setelah itu, lahan diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola sendiri atau diadakan pembaharuan kerja sama tahap kedua. Saat ini perusahaan tersebut bekerja sama dengan masyarakat melalui sistem bagi hasil.
”Terpenting, perusahaan ini kerja dulu. Saya atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih kepada PT TLL karena telah berani hadir berinvestasi di sini. Sebelumnya, ada perusahaan lain datang ke sini, tetapi tidak pernah ada realisasinya,” kata Karel.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, selain usaha tambak garam di Nunkurus, saat ini juga hadir PT Inti Daya Kencana di Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka. Perusahaan ini sedang mengelola tambak garam seluas 30 hektar sebagai percontohan dari total kawasan sekitar 2.000 hektar.