Sepakati Isu Ukraina, Macron-Putin Berbeda soal Suriah
›
Sepakati Isu Ukraina,...
Iklan
Sepakati Isu Ukraina, Macron-Putin Berbeda soal Suriah
Oleh
MYRNA RATNA
·3 menit baca
PARIS, SELASA -- Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat mengakhiri konflik di Ukraina timur dengan merancang kesepakatan damai dalam beberapa pekan mendatang. Pertemuan akan dilakukan dalam ”format Normandy” dengan melibatkan para pemimpin Ukraina, Jerman, Perancis, dan Rusia.
Format Normandy merupakan ”kelompok empat”, yaitu para diplomat senior dari Jerman, Rusia, Perancis, dan Ukraina, yang berupaya menyelesaikan konflik Ukraina timur. Kelompok ini dibentuk Juni 2014 ketika para pemimpin keempat negara itu memperingati pendaratan di Pantai Normandy pada Perang Dunia II. Namun, pembicaraan kelompok empat terhenti sejak 2016.
Peluang melakukan dialog itu terbuka setelah Ukraina memiliki presiden baru, Volodymyr Zelensky, yang berupaya mendekati semua pihak, khususnya Rusia. ”Ada peluang yang nyata untuk mengakhiri konflik di Ukraina timur yang sudah berlangsung selama lima tahun,” kata Macron.
Pernyataan Macron disambut dengan antusiasme serupa oleh Putin. Presiden Rusia ini menganggap ada optimisme yang bisa menjadi dasar.
Pertemuan Macron dan Putin berlangsung di rumah peristirahatan Macron di Bregancon, Perancis, yang dikelilingi hutan selama 4,5 jam. Putin tiba dengan menggunakan helikopter.
Isu Ukraina
Pertemuan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum berlangsungnya pertemuan G-7 pada 24-26 Agustus mendatang. Rusia dikeluarkan dari kelompok G-8 tahun 2014 pasca-aneksasi Semenanjung Crimea. Pencaplokan Crimea yang tidak diakui dunia internasional itu berlanjut dengan konflik di wilayah Ukraina timur antara pasukan pemerintah dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Konflik itu telah menelan sekitar 13.000 korban jiwa.
Isu Ukraina juga telah merenggangkan relasi Rusia dan Uni Eropa. Macron, yang berambisi untuk menempatkan Perancis dalam posisi sentral terkait kebijakan Uni Eropa, berupaya untuk menjadi mediator perdamaian.
”Hubungan Rusia-Uni Eropa saat ini didasari ketidaksepakatan dalam isu Ukraina, yang harus diselesaikan. Kita harus terus menekan dan mengerahkan tenaga untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Macron kepada Putin.
Hubungan Rusia-Uni Eropa saat ini didasari ketidaksepakatan dalam isu Ukraina, yang harus diselesaikan. Kita harus terus menekan dan mengerahkan tenaga untuk menyelesaikan masalah ini.
Ketika wartawan menanyakan apakah Rusia akan kembali pada kelompok G-8, Putin dengan cepat menegaskan bahwa kelompok itu sudah tidak eksis lagi. ”Namun, kontak dengan para mitra, dalam format apa pun, selalu berguna. Kami tidak mengesampingkan apa pun,” kata Putin.
Saling kritik
Namun, Macron dan Putin secara terbuka menunjukkan perbedaan terkait isu Suriah dan demokrasi di Rusia. Macron menyatakan kekhawatirannya bahwa pengeboman yang dilakukan rezim Suriah dukungan Rusia di Idlib telah menyebabkan korban warga sipil terus berjatuhan, khususnya anak-anak. Macron meminta Putin segera mengupayakan gencatan senjata.
Putin menjawab, pihaknya mendukung upaya yang dilakukan pasukan Suriah untuk mengakhiri ancaman teroris. ”Kami tidak pernah mengatakan teroris akan merasa nyaman di Idlib,” ujarnya.
Terkait keprihatinan Macron atas penanganan terhadap aksi protes kubu oposisi di Moskwa, Putin mengatakan, pihaknya akan mencegah jangan sampai aksi di Moskwa menjadi seperti aksi Rompi Kuning di Paris. Namun, Macron menyela bahwa di Perancis rakyat dapat bebas berekspresi di jalan asalkan tidak melanggar kepentingan publik. (AP/AFP)